Bermodalkan Rp20 ribu, seorang mantan driver ojek online kini sukses dengan bisnis kuliner yang dia geluti. Bahkan, dalam sebulan omzetnya mencapai Rp200 juta.
OTOSIA.COM - Pepatah bilang, di mana ada kemauan maka di situ ada jalan. Maka, siapapun yang bekerja keras mewujudkan kemauannya itu, bukan tidak mungkin bisa sukses.
Hal itulah yang menjadi semangat juang pria bernama Helmi Zamrudiansyah. Sudah banyak profesi yang dilakoninya selama ini. Sebut saja menjadi editor foto, waiter, asisten manajer, usaha minuman, hingga terakhir jadi sopir ojek online.
Sekian tahun ia belajar sendiri dan mengikuti beberapa acara bisnis. Helmi nampak memiliki kemampuan di bidang tersebut. Berkat mengantar pelanggan ke sebuah toko makaroni, sebuah ide tersirat dalam benaknya.
Bermodal Rp20 ribu sebagai uji coba, lalu Rp3 juta untuk membuka peluang usaha. Kini usaha kulinernya membuahkan hasil dengan omzet mencapai Rp200 juta per bulannya.
Ingin tahu sepak terjang Helmi Zamrudiansyah sang mantan sopir ojek online, membangun usaha camilannya? Berikut kisah inspiratifnya.
1 dari 6 Halaman
Belajar dari Berbagai Profesi
Dilansir dari laman Instagram akun @sekolahpebisnis, yang mengunggah potret serta kisah perjalanan kehidupan Helmi Zamrudiansyah memulai usaha kulinernya.
Sekian tahun pria kelahiran Jember 20 April 1989 itu menjalani berbagai profesi. Tapi dari sepak terjangnya saat melakoni profesi itu, ada banyak pelajaran berharga.
Baik saat menjadi editor foto, waiter, dan asisten manajer. Hingga terakhir jadi sopir ojek online. Semuanya memberi kesan berharga dalam hidupnya.
2 dari 6 Halaman
Utang Saat Berbisnis dan Gagal
Hingga suatu waktu, Helmi yang sangat ingin bisa membuat bisnis sendiri mencoba peruntungan di dunia fotografi. Sayangnya bisnis di bidang tersebut malah membuatnya berutang dan berngkak sampai Rp30 juta.
Tak berhenti sampai di situ. Semangat juangnya untuk membuat usaha masih berlanjut sampai ia belajar ke Jakarta.
Saat mencoba mengembangkan bisnis bernama "Sokelat Jember", sempat terasa hasilnya. Suami dari Fauziah Inayani itu berhasil memiliki 21 outlet yang tersebar di Malang dan Jember.
"Saya pernah jual minuman coklat, ada 21 outlet," katanya.
Tak disangka, bisnis minuman juga gagal. Cokelat Jember sepi pembeli, sampai memberi diskon besar, tetap saja tak membawa peruntungan bagi Helmi.
3 dari 6 Halaman
Jadi Sopir Ojol
Lantaran bisnis yang digeluti selama ini tak dirasa memuaskan, Helmi mencari tambahan untuk mencukupi hidup dengan merantau ke Ibu Kota. Selama di Jakarta, Helmi beralih profesi sebagai sopir ojek online.
Kala itu, ia tak memiliki modal sama sekali. Hanya bisa meminjam kendaraan milik seorang teman. Alumni Universitas Muhamadiyah itu sosok yang tak pantang menyerah dengan getirnya kehidupan.
Hingga suatu ketika, saat dia mengantar seorang pelanggan ke salah satu toko makaroni kenamaan. Dia penasaran dengan camilan sederhana, tapi banjir antrian.
4 dari 6 Halaman
Ide Bisnis Baru
Berkat kejadian hari itu, uang Rp20 ribu dari pelanggan dialihkan untuk membeli makaroni. Helmi rela menahan lapar demi mencari tahu, alasan masyarakat menyukai camilan yang hits di Jakarta itu.
Membawa bekal ide baru, Helmi kembali ke kampung halamannya di Jember. Sayangnya ide tersebut seraya diacuhkan oleh sang istri dan keluarga. Sebab sekian kali membuka bisnis, selalu gagal.
Tak pantang menyerah, Helmi menggaet dua mahasiswa bernama Muhayati Rofiah dan Ilham Juni, serta istrinya untuk mencoba peruntungan baru. Bahkan sampai berhasil mendapat investor, yakni Ahmad Haerul Anam.
5 dari 6 Halaman
Miliki Karyawan
Kerja keras Helmi merangkak dari bawah bersama keempat rekan, akhirnya dapat dituai. Sejak Maret 2017, 'Macarina' mulai melejit di Kota Karnaval itu.
Hingga dia bisa memiliki banyak karyawan yang tersebar di berbagai outlet. Helmi dan istri tak perlu repot-repot lagi memasak sendiri dari pagi.
"Dulu, awal-awal, saya menggoreng sendiri sama istri mulai jam 3 pagi. Alhamdulillah sekarang sudah ada yang mengerjakan sendiri," ungkap Helmi dikutip dari @sekolahpebisnis.
6 dari 6 Halaman
Omzet Ratusan Juta
Modal awal, Helmi cukup mengeluarkan kocek Rp3 juta untuk membeli bahan makaroni dan peralatan masak. Macarina yang berasal dari kata 'Makaroninya Ina', diambil dari nama sang istri.
Pada bulan pertama melangkah, Macarina sudah bisa meraup untung sekitar Rp18 juta. Hingga di bulan keempat, mencapai Rp150 juta. Kini omzetnya sekitar Rp200 juta per bulannya. Bisnis Helmi mulai terlihat berkibar di Jawa Timur.
Tak lupa Helmi membagikan tips juangnya, untuk tidak terlalu terlena dengan keuntungan di awal. Tapi pastikan dulu Tuhan dan kebahagiaan orang lain, terutama keluarga.
"Tipsnya membahagiakan semua unsur yang ada dalam bisnisnya itu sendiri," tutupnya.
Penulis: Kurnia Azizah
Sumber: Merdeka.com