Sudah tahu sejarah dan penemu sasis deltabox?
OTOSIA.COM - Tentu Otolovers sudah tak asing lagi dengan istilah sasis deltabox. Konstruksi itu terkenal di Indonesia berkat Yamaha Vixion. Tapi, tak sedikit juga yang menyebutnya sebagai perimeter frame atau pun twin-spar frame.
Sebenarnya sasis deltabox ini tak hanya digunakan di Yamaha. Beberapa pabrikan pun menggunakan model frame itu, sebut saja Kawasaki Bajaj Pulsar 200NS, Honda CBR1000RR-R, Honda CB650R, dan Suzuki GSX-1000 series.
1 dari 3 Halaman
Tapi, apa Otolovers tahu sejarah sasis deltabox dan penemunya? Supaya lebih paham, ini ulasannya mengutip dari TorqueBiking.
Sasis deltabox memang bermula dari dunia balap, tepatnya Grand Prix di awal era 70-an. Kala itu, perkembangan mesin motor tengah pesat-pesatnya, tenaga dan torsi terus meningkat, sehingga rangka tubular terasa terlalu rentan.
2 dari 3 Halaman
Seorang teknisi asal Spanyol bernama Antonio Cobas pun memiliki ide baru. Pad masa tersebut, ia bekerja untuk pembalap kawakan, yakni Sito Pons, Alex Criville, dan bos Honda Racing Team di MotoGP saat ini, Alberto Puig.
Karena melihat masalah itu, Cobas mencoba merancang sebuah sasis berbahan aluminium yang membentang di kiri dan kanan, atau disebut twin-beam. Pemilihan bahan dan konstruksi tersebut bertujuan untuk menambah kekuatannya, tapi tetap ringan.
3 dari 3 Halaman
Rancangan Cobas pun melakoni debutnya pada tahun 1982, terpasang di motor Rotax Kobas 250. Sasis deltabox ini pun langsung dijajal oleh pembalap Alex Criville dan Sito Pons. Ternyata, kedua rider itu merasa tunggangannya lebih mantap dan bisa mengeluarkan performa terbaiknya.
Sejak saat itu, motor yang turun ke ajang balap kebanyakan menggunakan sasis twin-spar. Sedangkan Yamaha mematenkan nama deltabox dengan konstruksi yang tak jauh berbeda, dan kemudian digunakan pada Yamaha YZR500 OW61, tunggangan Kenny Roberts.