Review Singkat All New Daihatsu Xenia, Mobil Sejuta Umat Naik Kelas?

Otosia berkesempatan melihat lebih dekat All New Xenia di booth Daihatsu yang berlokasi di Hall 3 booth 2A. ADM menampilkan dua model andalannya, yakni Xenia 1.3 ADS dan Xenia 1.5 R ASA.

Secara eksterior model 1.3 dan 1.5 tidak jauh berbeda. Kedua mobil itu terlihat bongsor, terutama jika dilihat dari area samping belakang. Namun secara keseluruhan, All New Xenia terlihat lebih modern dibanding pendahulunya.

Lantaran model 1.3 mengusung paket Astra Daihatsu Styling (ADS), mobil itu tampil lebih sporti. Hal ini tercapai dengan penyematan bodykit, dari bumper depan hingga belakang. Sebaliknya, tanpa bodykit ADS All New Daihatsu Xenia terlihat lebih membulat.

Untuk kelengkapan fitur, kedua mobil tersebut cukup sebanding. Selain perbedaan di bodi, 1.3 diberikan pelek kipas lima palang warna abu-abu berukuran 15 inci. Sementara 1.5 R yang mejeng di booth Daihatsu dibedakan dengan adanya aksen-aksen merah di area grill dan lampu depan dan menggunakan pelek two tone berukuran 17 inci.

Kedua Xenia itu telah menggunakan lampu depan dan belakang full LED.

Sama seperti eksteriornya, All New Daihatsu Xenia juga mendapatkan rombakan total di sektor kabinnya. LMPV "sejuta umat" itu kini sekilas nampak meninggalkan kesan "entry level"-nya, dengan adanya head unit floating, setir modern, AC digital, speedometer baru dengan MID full color, dan bentuk dasbor secara keseluruhan yang lebih fresh.

Namun banderolan rendah model itu cukup terasa saat mulai menyentuh bagian-bagian interior. Sebagai contoh, seluruh model Daihatsu Xenia tidak dilengkapi setir berbalut kulit. Hal ini membuat lingkar kemudi All New Xenia terasa cukup licin dan kurang premium saat digenggam.

Selain itu satu hal yang patut disayangkan adalah hilangnya fitur setir teleskopik. Meski posisi mengemudi pada Xenia terbaru ini lebih baik dibanding versi-versi sebelumnya, akan lebih ideal lagi apabila fitur tersebut hadir pada mobil ini.

Sementara saat duduk di baris kedua, di sinilah paling terasa perubahan platform dari sasis DNGA. Penumpang baris kedua akan terasa lebih nyaman dalam perjalanan panjang berkat ruang kaki yang begitu luas, masih tersedia ruang untuk meluruskan kaki ke bawah kursi depan, serta penyematan armrest di bagian tengah.

Dengan berubahnya platform menjadi FWD, tonjolan di bagian tengah kini hilang karena sudah tidak lagi menggunakan propshaft. Hal ini membuat akses berpindah dari tiap sisi lebih mudah.

Lalu kursi bagian belakang kini sedikit lebih baik. Angle kursi paling belakang sekarang sedikit lebih naik, membuat posisi duduk tidak terlalu jongkok. Meski demikian, ruang kaki cukup mepet, apalagi jika kursi baris kedua dimundurkan.

Dengan demikian, Otosia lebih menyarankan baris ketiga digunakan untuk perjalanan jarak dekat atau untuk anak-anak.

Untuk test drive, Otosia mencoba langsung All New Daihatsu Xenia di test track GIIAS 2021. Lokasi pengetesan berada di belakang gedung 1, sedangkan lintasan berbentuk oval yang mencakup tanjakan kecil di area parkir dan kumpulan polisi tidur di jalan luar. Mobil uji coba yang tersedia adalah Daihatsu Xenia 1.5 R ADS.

Meski waktu uji coba dan lintasan tersebut tergolong singkat, Otosia merasa cukup kagum saat mencoba mengendarai All New Daihatsu Xenia. Lantaran roda belakang sudah tidak dipenuhi gardan besar, kini driving experience mobil itu terasa jauh lebih baik dibanding model sebelumnya.

Rasa ombang-ambing, khas Xenia lama, kini lebih teredam saat melalui kumpulan polisi tidur tersebut. Sementara kursi baru pada Xenia ini terasa lebih empuk dibanding sebelumnya, membantu meningkatkan kenyamanan selama berkendara.

Yang menarik adalah respon dari transmisi CVT bawaannya. Sama seperti Daihatsu Rocky, transmisi tersebut cukup reponsif saat pedal gas ditekan. Hal ini tentu membantu saat bermanuver di jalanan perkotaan.

Untuk urusan handling, All New Daihatsu Xenia kini jauh lebih ringan dibanding sebelumnya. Hal ini sejalan dengan klaim Daihatsu, di mana radius putar balik berada di bawah 5 meter.

Namun masih banyak hal yang belum terungkap, seperti gejala limbung, respon mesin dan transmisi di tanjakan, atau kekedapan kabin, mengingat lintasan test drive ini cukup terbatas.