Otosia.com Hasil pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMG), guguran awan panas Gunung Semeru meluncur sejauh 3.000 meter ke arah Besuk Koboan, Selasa (1/12/2020) pukul 02.00 dinihari. Hingga pagi harinya, awan hujan abu pun masih berlangsung di Besuk Koboan, Lumajang.
Baca Juga
Debu dari hujan abu vulkanik seperti itu bisa saja menutupi berbagai macam permukaaan benda. Kemungkinan, debu vulkanik akan menuutupi jalan dengan ketebalan tertentu.
Jika demikian, maka Otolovers harus berhati-hati saat berkendara. Sebab berkendara di atas lapisan debu akan sangat licin. Ban juga biasanya akan kehilangan traksi cengkraman pada jalan.
(kpl/tys)Next
"Debu vulkanik akan mempengaruhi sistem pengereman, karena bannya terbuka dan akan menempel di lapisan disc-brakenya. Saat kondisi jalanan mengandung debu vulkanik, itu akan memengaruhi traksi (daya cengkeram) ban terhadap jalanan. Itu otomatis jarak berhentinya pasti lebih panjang," kata Indah Yuliana, Kepala Bengkel Auto2000 Cikarang, dikutop dari laman Auto2000.
Ia menyarankan, pengendara tak melaju dengan kecepatan tinggi jika berkendara di jalan yang berdebu vulkanik.
"Bisa jadi daya cengkeram ban berkurang karena penuh dengan debu sehingga posisi ngerem akan berhenti lebih lama dibandingkan dalam keadaan normal. Itu yang harus diwaspadai oleh pngendara," lanjutnya.
Next
Selain itu, kendaraan yang terkena debu vulkanik ini harus dibersihkan dahulu sebelum digunakan. Jika memang butuh, panggil saja teknisi untuk memastikan mobil telah aman dari debu vulkanik.
"Jangan buru-buru dicuci pakai busa, debu vulkanik kan lebih tajam dibanding debu biasa. Kalau bisa langsung dibawa ke bengkelsaja untuk dicek," tandasnya.