Sukses

Duluan Mana, Yamaha sebagai Produsen Motor atau Alat Musik?

Otosia.com Yamaha dikenal sebagai produsen motor asal Jepang. Di sisi lain, merek ini juga memproduksi alat musik seperti gitar dan piano. Karena di bawah naungan brand yang sama, apakah keduanya lahir bersamaan?

Melansir dari Yamaha Indonesia Motor Manufacturing, Selasa (15/06/2021), Yamaha didirikan oleh Torakusu Yamaha pada tahun 1887.

Awalnya, nama perusahaan mereka adalah Nippon Gakki yang kemudian berubah menjadi Yamaha Corporation sebagai pertanda perjalanan mereka selama 100 tahun melakoni bisnisnya.

Video Terpopuler yang Kamu Cari
 (kpl/sdi)

Next

Menurut Yamaha Corporation, brand tersebut terlebih dahulu memproduksi piano tegak dan piano akustik pada tahun 1900, serta pertama kali membuka kelas musik organ di tahun 1954.

Seiring kualitas yang mereka tawarkan semakin diterima konsumen, nama Yamaha kian dikenal secara global. Tahun 1960 berdirilah Yamaha International Corporation di Amerika dan Yamaha Music Foundation di Eropa tahun 1966.

Next

Di era Gen Z (1996-2015), produsen alat musik itu lebih banyak memperluas bisnis dan akuisisi merek lain. Sebagai contoh, pada tahun 2008 mereka membeli pabrik piano asal Austria Bösendorfer.

Berbeda dengan versi musik, Yamaha Motor lahir pada tahun 1955. Berawal dari pemisahan brand, produk pertama mereka, yaitu YA-1 125cc berhasil menjuarai balapan di Fuji dan Assen.

Setelah kesuksesan di dunia balap motor Jepang, expansi internasional pun terjadi. Yamaha Motor membawa lima sepeda motor untuk balapan di Amerika Serikat pada tahun 1958 dan meraih juara di Los Angeles. Tak berhenti di situ, di tahun 1961 mereka mengikuti French GP dan Isle of Man TT.

Next

Selain memproduksi motor, pabrikan ini terjun ke segmen kendaraan lain. Contohnya, mesin pacu kapal P-3 63cc, 1 silinder yang populer di kalangan nelayan tahun 1961.

Dengan berjalannya waktu, bisnis diperluas secara internasional dan akhirnya mendarat di Tanah Air pada tahun 1974 melalui Yamaha Indonesia Motor Manufacturing hingga saat ini.

Penulis: Arendra Pranayaditya

Loading