Otosia.com Baru-baru ini Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dibuat geram terhadap aksi perusakan makam. Insiden ini terjadi di pemakaman umum Cemoro Kembar di Kelurahan Mojo, Pasarkliwon.
Ironisnya, perusakan melibatkan sejumlah anak di bawah umur sekitar 10 anak-anak, pada Rabu (16/6) sekira pukul 15.00 WIB. Polisi telah memproses dan mencari para pelaku.
Baca Juga
Perusakan makam dilakukan oleh anak-anak murid di sebuah lembaga pendidikan yang disinyalir belum ada izinnya. Sementara itu, Gibran diduga sengaja meninggalkan mobil dinasnya, yakni Toyota Innova terparkir semalaman di dekat lokasi kejadian, dan dijaga oleh warga sekitar.
Berikut ulasannya.
Video Populer yang Kamu Cari
powered by
Next
Mobil Dinas Gibran Ditinggalkan
Melansir dari kanal YouTube Berita Surakarta, yang mengunggah video penampakan mobil dinas Wali Kota Solo Gibran Rakabuming terparkir di tanah lapang.
"Sudah dari kemarin malam. Mobilnya di sini, awalnya ninjau makam itu, terus ini (mobil) ditinggal sini. Yo bantu jaga mobil e pak Wali harus dijaga supaya aman," kata Jono, warga setempat yang ikut menjaga.
Next
Gibran Rutin Meninjau
Gibran menyempatkan diri melihat ke lokasi pada siang hari. Menurut warga sekitar, mobil dinasnya telah ditinggalkan selama dua hari setelah meninjau TPU Cemoro Kembar.
"Termasuk ada (kaitan dengan perusakan makam). Kemarin kan habis kunjungan ke sini, terus beliau pulang katanya sore mau kembali lagi. Tapi sorenya diantar, tapi ya enggak ngerti lagi kita sudah istirahat," ujar Andreas Budi.
Next
Lembaga Pendidikan Dekat Makam
Lokasi lembaga pendidikan yang diduga tak berizin itu berada tak jauh dari makam.
"Dekat (dengan makam). Sekitar 200 meter dari sini, dekat juga dengan sekolahan itu, depan lampu ketiga itu," pungkas Jono.
Mujair pimpinan Rumah Khutab Milah Muhammad tempat anak-anak belajar, mengaku sudah meminta maaf. Pihaknya tak pernah mengajarkan perbuatan tak baik tersebut. Ia pun berjanji untuk memperbaiki makam dalam jangka satu minggu.
"Saya meminta maaf kepada warga, saya tidak mengajarkan tindakan tersebut kepada murid-murid saya. Mungkin saya kurang mengawasi murid-murid saya pada waktu jam istirahat," kata Mujair.
Next
Gibran akan Membawa ke Proses Hukum
Wali Kota Solo itu geram melihat kerusakan yang terjadi. Sebanyak kurang lebih 12 makam, di mana sebagian besar ialah makam Nasrani, meski ada pula makam muslim. Walau pelakunya anak-anak, Gibran tetap minta dilakukan proses hukum.
"Ini tidak bisa dibiarkan, apalagi melibatkan murid yang masih kecil usia tiga hingga 12 tahun," kata Gibran.
Menurutnya, baik itu penanggung jawab lembaga atau murid perusakan makam harus mendapatkan pembinaan.
"Yang merusak makam ini sudah keterlaluan. Apalagi melibatkan anak-anak, nanti segera diproses sesuai hukum yang berlaku," pungkasnya.
Penulis: Kurnia Azizah
Sumber: Merdeka.com