Otosia.com Seorang pekerja Tesla dari pabrik Fremont, Amerika Serikat mendapatkan kompensasi sebesar USD $1 juta atau sekitar Rp 14 Miliar (dengan kurs USD $1 = Rp 14.376). Namun uang tersebut bukanlah hasil kerja keras dan dedikasinya kepada perusahaannya, melainkan hasil dari tuntuntannya.
Pegawai tersebut adalah Melvin Berry. Ia menuntut Tesla karena perusahaan tersebut tidak memberi membelanya saat ia mendapat cercaan rasial dari atasannya.
Baca Juga
Video Terpopuler dan Paling Dicari saat Ini
powered by
Next
Seperti dikutip situs carscoops.com, Melvin mendapat tindakan rasisme berupa ucapan berawalan huruf "N" dan menemukan grafiti berlogo Nazi, serta gambar-gambar bernada hinaan lainnya.
Sebelumnya pria berumur 47 tahun ini sudah mengadukan masalah tersebut ke pihak perusahaan. Alih-alih dibela, Berry justru diberi sanksi berupa tambahan waktu dan pekerjaan lebih berat.
Next
Dinilai tidak adil, kemudian Berry dibantu pengacaranya menempuh jalur hukum dengan menggugat Tesla ke pengadilan. Tuntutan tersebut akhirnya dikabulkan oleh pengadilan, dan ia mendapatkan uang sebanyak USD $1 juta.
Meski mendapat uang dalam jumlah besar, tidak lantas membuat Berry berfoya-foya. Sebagian besar uangnya digunakan untuk membayar pengacara. Di luar biaya pengacaranya, Berry menerima sekitar USD $300 ribu atau Rp 4.3 miliar dari tuntutannya.
Next
Usai memenangkan gugatan, Berry menyatakan rasa keprihatinan terhadap perusahaan otomotif sebesar Tesla yang membiarkan tindakan rasial. Ini, kata Berry, menunjukkan bahwa Tesla tidak peduli terhadap nasib karyawannya.
"Saya harap semua orang tahu bahwa Tesla memberlakukan pegawainya seperti ini," katanya kepada Bloomberg.
Next
Setelah kasus ini Berry menyatakan akan meninggalkan pekerjaannya di industri otomotif, dan akan mencoba bisnis baru membangun perusahaan media sendiri.
Sebelum persoalan rasisme terhadap Berry mencuat, Tesla pernah menghadapi masalah serupa pada tahun 2017 lalu. Sekitar 100 pegawai kulit hitam melakukan protes akibat sering mendapatkan umpatan rasial dari pegawai kulit putih.
Namun CEO Tesla, Elon Musk, bertindak cepat untuk memberi peringatan keras terhadap pegawai yang mengumbar rasa kebencian beradasarkan perbedaan warna kulit.