Otosia.com Kredit macet dan gagal bayar cicilan kendaraan masih menjadi problem di masyarakat. Ini terutama untuk kendaraan roda dua atau sepeda motor.
Namun jika bicara persentase, Adira Finance sebagai contoh lembaga pembiayaan besar di Indonesia melihat bahwa jumlah kejadian itu sudah menurun.
"Kredit macet tahun lalu kami bagus, ada penurunan. Mungkin karena sudah disampaikan juga oleh APPI. Secara industri pun penurunan kredit macet. Jadi kualitas kita semakin membaik. Membaiknya nol koma sekian," kata Direktur Penjualan, Pelayanan, dan Distribusi Adira Finance, Niko Kurniawan.
Namun dalam prosesnya, Adira akan melakukan pengecekan bagi konsumen yang terhitung gagal cicil motor. Namun, pengecekan tidak luput dari sifat kekeluargaan.
"Waktu kami datangi sudah tidak ada, langsung kami cari. Tapi kalau ada costumer ada yang kesulitan, minta tolong ditunda, kami okelah. Batasnya sampai 3 bulan, atau kita lihat situasi," kata Niko.
Bunga sendiri tetap berjalan dan tetap ada penalti sekitar delapan persen per bulan. Jika sudah dalam 3 bulan tidak ada niatan untuk membayar, maka sepeda motor akan ditarik.
"Motor akan masuk pelelangan. Kalau sudah masuk pelelangan, kami rugi karena harga sepeda motor turun," ujarnya.
Satu yang ia imbau di balik persoalan kredit macet ini adalah reputasi. Pasalnya, Indonesia sudah menerapkan digitalisasi data yang bersifat terpusat.
"Sekarang sudah zaman e-KTP, sudah singel ID. Kalau ada kredit macet akan terekam BI checking atau Kopindo, yang bank dan lembaga pembiayaan juga ada di dalamnya. Kalau sudah ter-record akan susah kalau mau kredit ke depannya," ujarnya.