Otosia.com Kondisi jalan raya di pedalaman, tentu berbeda dengan jalanan di kota-kota besar di Papua. Banyak jalan yang belum beraspal, masih berlumpur dan rawan longsor. Untuk pergi dari satu kabupaten ke kabupaten lain, warga harus melintasi medan terjal.
Mengutip dari Merdeka.com, ada satu transportasi yang bisa diandalkan di pedalaman Papua. Yakni, angkutan umum dari mobil-mobil mewah kategori SUV. Seperti mobil Toyota Fortuner yang dijadikan angkot untuk menghubungkan Paniai dan Nabire.
"Toyota Fortuner menjadi angkot di pedalaman Paniai, melalui Jalan Nabire, Papua," ungkap narator di video Teknologi Populer. Selain Toyota Fortuner, Mitsubishi Pajero Sport juga menjadi andalan angkutan umum di pedalaman Papua.
(kpl/crn)Next
Selain jenis mobil yang digunakan sebagai angkutan umum tergolong mewah, jalanan yang harus dilewati sangat ekstrem. Hal inilah yang membuat para sopir angkot "mewah" di pedalaman Papua, memberikan tarif mahal.
Untuk melintasi jalan penghubung dua kabupaten, Paniai ke Nabire, misalnya, para sopir ini memberikan tarif Rp500 ribu untuk satu orang saja. Tarif ini 100 kali lipat biaya angkot di Jakarta yang umumnya Rp5.000 saja.
"Seorang sopir bernama Mardi, mengaku mengenakan tarif per kepala sebesar Rp500 ribu," ungkap Teknologi Populer sambil menunjukkan sosok sopir yang sedang berpose di mobil mewahnya.
Next
Tidak hanya untuk angkutan umum saja, mobil-mobil mewah di pedalaman Papua ini juga bisa disewakan, sama seperti di tempat-tempat lain. Yang membuatnya berbeda adalah biaya atau tarif sekali sewa yang mahal.
Dalam video Teknologi Populer disebutkan, biaya dalam satu kali sewa mobil mewah di pedalaman Papua bisa mencapai Rp3 juta, tergantung jarak dan medan yang akan ditempuh.
"Kalau Nabire ke Paniai, yakni Rp3 juta per hari, maklum saja, dari Nabire ke Paniai memakan waktu enam jam dengan melewati jalan rusak, longsor dan sejumlah jembatan yang masih dalam pembangunan," tutur Teknologi Populer.
Next
Dengan tarif selangit, para sopir sekaligus pemilik mobil mewah di pedalaman Papua ini bisa mendapatkan penghasilan yang banyak pula. Dalam satu hari, para sopir angkot ini bisa mengantongi uang hingga Rp3 juta, lho.
"Para sopir angkot tersebut biasanya mengantongi uang Rp1 hingga 3 juta per harinya, lho. Biaya yang terbilang mahal tersebut ditetapkan karena sopir, kebanyakan membeli mobil secara kredit," lanjut video tersebut.
Penghasilan harian ini cukup wajar, mengingat modal untuk membeli mobil, servis rutin dan perawatan yang tak murah. Belum lagi akses menuju daerah pedalaman sangat sulit, sehingga membutuhkan tenaga ekstra dan keahlian untuk melintasi jalanan pedalaman Papua.
Next
Sopir dan pemilik mobil mewah di pedalaman Papua yang dijadikan angkot ini harus mengeluarkan banyak biaya sebelum memulai bisnis transportasinya. Mobil yang mereka beli, harus diangkut dari kota ke pedalaman terlebih dahulu.
Untuk mengangkut mobil baru tersebut, para sopir ini biasanya akan menyewa transportasi udara seperti helikopter. Biaya sewanya tentu tidak murah, bisa mencapai Rp500 juta.
"Belum lagi harus diangkut ke pedalaman menggunakan helikopter yang biayanya mencapai sekitar Rp500 juta," ungkap Teknologi Populer.
Next
Selain masalah biaya, para sopir ini juga harus menyiapkan mobil-mobil mereka dengan baik. Tidak sembarang mobil yang bisa melintasi medan ekstrem di pedalaman Papua.
Para sopir ini biasanya akan memodifikasi mobil mewah mereka dan menambahkan perangkat khusus untuk menunjang performa. Seperti mengganti roda mobil dengan roda bergerigi, agar mampu melewati medan terjal.
"Selain itu, mobil-mobil ini sudah dimodifikasi dengan roda cakar, yang dirancang khusus untuk melewati jalanan terjal, berbatu dan berlumpur," jelas Teknologi Populer.
Sumber: Merdeka.com