Otosia.com Saat ini banyak produsen pelumas memperkenalkan beberapa varian sekaligus khusus skuter matik (skutik). Ada yang mineral, semi sintetis ada yang 100% sintesis, semua ditawarkan dengan harga berlainan dan untuk spesifikasi motor yang berbeda pula.
Perbedaan oli yang cocok dan bagus tidak selalu dilihat dari harga dan merek. Namun yang utama adalah viskositas yang direkomendasikan pembuat motor. Misalnya, ada anggapan kalau skutik premium, maka butuh oli branded dan mahal, padahal viskositasnya belum tentu sesuai anjuran pembuat mesin, karenanya tetap saja tidak cocok.
Shofwatuzzaki (Zaki), Shell Lubricants Technical Manager PT Shell Indonesia menyarankan pilih pelumas skutik yang sesuai anjuran pembuat motor karena meski pelumas dibuat untuk motor-motor baru, viskositas yang disarankan setiap merek berlainan, untuk kebutuhan mesin yang berbeda.
Jika salah pilih viskositas, seperti terlaku kental atau terlalu encer, bisa mempengaruhi performa mesin, diantaranya tarikan berat, mesin cepat aus, panas dan sebagainya.
Karena itu Shell memperkenalkan beberapa varian pelumas skutik sekaligus untuk motor-motor Jepang, seperti Yamaha, Honda, dan Suzuki, serta Eropa merek Piaggio atau Vespa.
Tercatat ada Shell Advance 4T AX7 Scooter 10W-30 synthetic dan 10W-40 dan Shell Advance AX5 Scooter 20W-40 Premium Mineral, dan Shell Advance Ultra Scooter with PurePlus Technology (5W-40) yang 100% full synthetic. Semuanya sudah memenuhi standar spesifikasi JASO MA (sepeda motor Jepang).
“Kalau bicara dari sisi spesifikasi teknis, hampir semua sepeda motor di di Indonesia itu merekomendasikan JASO MB, dan pelumas kita sudah memenuhi spesifikasi JASO MB. Cuma yang berbeda adalah viskositas yang direkomendasikan,” kata Zaki.
Lantas Zaki mencontohkan, apabila skutiknya merek A, tidak disarankan menggunakan pelumas yang viskositasnya direkomendasikan merek B. Kalau bicara pabrikan A misalnya, rekomendasinya adalah 10W-30, lalu merek B adalah 10W-40 dan 20W-40, satu sama lain tidak tidak bisa disamakan, meski dari segi harga dan kandungan zatnya sama.
“Jadi itu rekomendasi dari masing-masing dari pembuat mesin. Misalnya gini, saya pakai matik merek A tapi oli yang dianjurkan 10W-30, namun adanya 5W-30. Itu tidak masalah, bisa dipakai. Trus merek B, olinya harusnya viskositas 10W-40,tapi yang dibawa ke bengkel 20W-40, itu juga it’s okay, asal angka belakangnya 40,” terang Zaki.
Yang jadi masalah adalah ketika spesifikasi angka belakang viskositasnya lebih rendah. Bila pembuat mesin menyuruh pakai 10W-40, lalu turun jadi 10W-30. Hal ini bisa mempengaruhi kinerja mesin.
“Jika pembuat mesin merekomendasikan 10W-40, kalau turun ke 10W-30, itu sudah tidak sama dengan rekomendasi utama pembuat mesin. Dan ini tidak boleh,” imbuhnya.