Otosia.com Demi alasan kemanan dan tidak mudah kempes saat ini penggunaan ban tube type yang membutuhkan ban dalam lambat laun mulai ditinggalkan, terutama di kota-kota besar. Banyak pemotor kini beralih menggunakan tipe tubeless tanpa repot-repot menambal atau mengganti ban dalam jika bocor.
Baca Juga
Tren pemilihan ban tubeless untuk harian tidak menyurutkan produsen ban sepeda motor untuk mengurangi pembuatan ban dalam, kendati diakui permintaan ban dalam di area perkotaan mulai menyusut.
Salah satu sebab tidak surutnya permintaan akan ban dalam lantaran masih banyak pengguna ban tubeless yang kerap menambahkan ban dalam, terutama saat ban mulai banyak terjadi kebocoran.
Menurut Promotion Departement Head PT Suryaraya Rubberindo Industries (SRI), Elsafan Rendianto, yang memproduksi ban FDR, pihaknya tidak menurunkan volume produksi ban dalam karena permintaan jenis ban ini masih tinggi terutama di luar area perkotaan.
“Secara permintaan (ban dalam) naik malah. Tapi memang unit motor yang keluar dari pabrik kebanyakan sudah tidak menggunakan ban dalam. Tetapi faktanya di lapangan, misalnya dia kelas menengah ke bawah pakai tubeless, tapi ban tubelessnya sudah bolong-bolong atau banyak bocor halus, dia kasih lagi ban dalam. Permintaan ban dalam kebanyakan di rural area,” ungkapnya.
Komposisi penjualan FDR sendiri saat ini didominasi tipe ban tubeless ketimbang tube type, yakni 55 persen dan 45 persen. “Dari semunya paling banyak tipe buat motor matik. Jumlah prosentasenya berapa saya tidak hapal datanya,” ujar Elsafan Rendianto.
Dalam waktu dekat FDR akan memperkenalkan ban-ban baru untuk trail maupun adventure yang mengambil basis dari tipe Doozer.
"Sekarang cuma (ukuran) 14 inci dan 17 inci. Nanti akan ada pengembangan lagi, termasuk yang 19 inci dan 21 inci," kata dia.