Baca Juga
Otosia.com PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) melakukan seremoni ekspor perdana All New Ertiga dan sepeda motor Suzuki Nex II dengan dihadiri oleh Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto. Suzuki Indonesia akan mengekspor 12.000 unit All New Ertiga ke Meksiko, Filipina, dan 20 negara lainnya yang tersebar di benua Asia, Amerika Latin, dan Oseania.
Sementara untuk sepeda motor, Suzuki Nex II akan dilepas ke Filipina dalam bentuk CBU. Kemudian untuk ke depannya, Suzuki juga akan mengekspor NEX II dalam bentuk CKD ke Kamboja.
Saat ini, Suzuki telah mulai mengapalkan sebanyak 4.456 unit NEX II sejak Agustus 2018. Hingga Maret 2019, Suzuki menargetkan akan mengekspor 18.660 unit NEX II ke dua negara tersebut.
“Hari ini sangat bersejarah bagi kami, karena ekspor produk terbaru kami, yaitu All New Ertiga dan NEX II mulai dilakukan. Dua produk ini merupakan karya anak bangsa yang dibuat di Cikarang dan Tambun dan telah menjadi produk global. Selain itu, peresmian ekspor ini merupakan dukungan terhadap kebijakan Pemerintah untuk meningkatkan ekspor dan memajukan perekonomian dalam negeri,” kata Presiden Direktur SIM, Seiji Itayama,.
Ekspor tersebut merupakan bagian dari rencana roadmap 4IR atau Revolusi Industri 4.0 yang dicanangkan Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian. Dalam roadmap tersebut, industri otomotif menjadi salah satu sektor penggerak ekonomi dalam negeri dengan perannya sebagai pemain terkemuka dalam kegiatan ekspor.
Berdasarkan roadmap tersebut, Suzuki telah mengambil langkah besar dengan menunjuk Indonesia sebagai pilar ketiga basis produksi mobil dan motor di dunia setelah Jepang dan India.
Sejarah ekspor mobil Suzuki dimulai tahun 1993 lewat Carry Futura, Carry Real Van, dan Katana yang menjadi produk ekspor pertama Suzuki Indonesia. Kegiatan ekspor kemudian dilanjutkan dengan produk lainnya, seperti Baleno (1998), Karimun (1998), APV (2004), Carry 1.0 (2008), Grand Vitara (2008), Swift (2008), SX4 (2010), Ertiga (2013), dan Karimun Wagon R (2015). Selama 25 tahun menjadi eksportir mobil, Suzuki telah mengapalkan 478.351 unit CBU dan CKD ke berbagai negara.
Khusus untuk Ertiga, PT SIM mulai melakukan ekspor pada tahun 2013. Hingga 2018, sebanyak 42.158 unit Ertiga telah berhasil dikapalkan ke 28 negara. Tren positif ini terus berlanjut dengan dimulainya ekspor All New Ertiga ke Meksiko, Filipina, dan 20 negara lainnya.
Sementara untuk sepeda motor, Suzuki memulai ekspor tahun 2012, yakni Satria FU150, Smash FI, Nex, dan Let’s dalam bentuk CBU. Kemudian pada tahun 2014 Suzuki mengekspor sepeda motor CBU Address dan 2016 mengekspor CBU GSX Series.
Sedangkan ekspor dalam bentuk CKD dimulai pada tahun 2012 dengan produk Shogun 125, Satria FU150, Raider (Youngstar), Thunder 125, Shooter, Nex, dan Let’s. Total hingga September 2018 sebanyak 699.481 unit sepeda motor baik CBU dan CKD telah diekspor ke 39 negara.
Saat ini Suzuki mempunyai 4 pabrik yang tersebar di Cakung, Tambun, dan Cikarang. DI pabriknya Suzuki memproduksi komponen, mesin, transmisi, dan perakitan sepeda motor dan mobil untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan luar negeri.
Sepeda motor Suzuki seperti GSX-R150, GSX-S150, GSX150 Bandit, Satria F150, Address, NEX II, dan Smash diproduksi di Tambun I. Sementara mobil APV, Futura, dan Karimun Wagon R di Tambun II, dan All New Ertiga dibuat di Cikarang.
“Pada tahun 2017, 33% pendapatan kami bersumber dari ekspor dan kami menginginkan hal ini bisa naik setiap tahunnya. Dorongan Pemerintah Indonesia yang terus membantu kemudahan ekspor Suzuki semakin memacu kami untuk memperluas ekspor ke negara-negara tujuan baru,” tutup Itayama.