Otosia.com Honda CRZ bisa dibilang merupakan salah satu pioneer dalam munculnya mobil hybrid di beberapa negara, salah satunya Indonesia. Sekalipun sebelumnya sudah ada mobil yang berformat nyaris sama seperti Smart, namun keberadaan mobil hybrid yang mengombinasikan mesin listrik dan mesin bensin seperti memberikan secercah alternatif.
Mesin bensin nan panas dan menghasilkan asap seperti belum lekang dimakan jaman, karena memang industri dari mobil bermesin bensin belum bisa sepenuhnya diterapkan secara teknis oleh semua negara, kecuali Jerman dan Belanda yang sudah berdedikasi dengan mobil listrik.
Baca Juga
Setelah Honda CRZ muncul sebagai alternatif mobil dengan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, 2010 lalu muncul kemudian wacana Nissan yang hendak menghasilkan mobil yang full menggunakan mesin listrik bernama Leaf.
Mobil ini bisa dibilang tergolong sebagai "Key Car" karena ukurannya yang tak terlalu besar. Bahkan jika dibandingkan dengan Smart ForTwo misal, keduanya nyaris tak punya perbedaan yang signifikan jika saling disejajarkan satu sama lain.
Dengan abreviasi nama Leaf yang berarti "leading environmentally-friendly affordable family car", mobil ini dicetak pertama kali tahun 2011 dengan tenaga full baterai. Sangarnya adalah bahwa sekalipun Nissan menggunakan baterai murni, mobil ini ternyata punya daya dorong hingga 110 hp.
Sangat cukup untuk membuat mobil bisa menempuh jarak maksimal hingga 172 km setiap kali full charge baterainya. Tapi garis panjang dari Nissan Leaf sebetulnya tak langsung menjadi sosok Leaf begitu saja pada tahun 2011.
Nissan Leaf memulai debut DNA nya bahkan sejak tahun 1997, dimana saat itu pada pameran otomotif internasional Los Angeles, Nissan memamerkan satu mobil yang amat revolusioner dengan nama Nissan Altra. Mobil pertama yang menggunakan baterai dari Nissan.
Selanjutnya Nissan juga mengembangkan Nissan Cube dan Hypermini dengan sumber tenaga yang sama-sama menggunakan baterai sebagai pendorong utamanya. Keberadaan keduanya tetap eksis hingga setelah 2 dekade, Nissan hari ini cukup gencar menggas-pol keberadaan Leaf.
Ternyata daya tarik dari Nissan tak cuma membuat perhatian para penggemar otomotif jadi terpancing. Studio Game Electronic Arts ikut-ikutan kena pelet dan daya pesona dari Nissan Leaf tersebut.
Ceritanya, Electronic Arts atau yang biasa disebut EA saja tersebut memroduksi ulang sebuah game fenomenal di tahun 2003 yakni Simcity. Dengan beberapa perkembangan dan engine yang diperbaharui kemudian EA berhasil membuat Simcity dengan banyak overhaul di sana sini pada tahun 2013.
Lantas, karena selain tuntutan untuk bisa memberikan update, EA juga kemudian terinspirasi dengan adanya global warming yang jadi issue akibat penggunakan bahan bakar yang tak ramah lingkungan. Sehingga pada tahun 2015 EA meluncurkan DLC atau Downloadable Content bagi para pemain Simcity untuk mendapatkan ekspansi "City of Tomorrow"
Rasa futuristik langsung tercecap saat para pemain Simcity kemudian menambahkan DLC tersebut. Nah, di sinilah peran Nissan amat terasa dengan beberapa teknologi yang secara tak langsung juga jadi sponsor.
Nissan kemudian masuk ke dalam game tersebut sebagai konten mobil yang ramah lingkungan dengan bahan bakar dasar listrik. Tak cuma itu, Nissan Leaf EV juga didampingi dengan DLC berupa stasiun pengisian listrik, sehingga keberadaan Nissan Leaf terasa lebih realistis pada game yang juga diprakarsai oleh Maxis tersebut.