Sukses

Budaya Mutu Pembangunan Jalan Indonesia Masih Kurang

Otosia.com Inovasi Shell mendatangkan teknologi aspal modifikasi polimer disambut baik oleh Direktorat Jenderal Bina Marga. Hal ini sejalan dengan road map spesifikasi jalan yang direncanakan Bina Marga. Ke depannya Bina Marga ingin mengalihkan dari spesifikasi aspal berdasarkan prinsip uji penetrasi menjadi uji performance grade dengan prinsip uji analitik.

Meski begitu, Hedy Rahadian selaku Direktur Preservasi Jalan, Direktorat Jendral Bina Marga menilai masih banyak tugas yang harus dipenuhi. Tujuannya agar pembangunan jalan dengan teknologi tersebut dapat terlaksana baik, salah satunya adalah budaya mutu yang dinilai masih kurang, khususnya saat eksekusi di lapangan.

"Yang namanya budaya mutu itu kita masih belajar sebagai bangsa. Ini kan budaya produksi, budaya mutu, kita punya sistem manajemen mutu. Dan kadang-kadang sistem ini, orang kita kurang aware soal itu, sehingga tidak dijalankan," jelas Hedy saat ditemui di acara Ekspose Teknologi Aspal Modifikasi Polimer di Jakarta, Kamis (14/12).

Hedy pun mencontohkan dalam hal pengawasan. Sering kali pengawasan kualitas tak terpenuhi. Padahal pengawasan penting agar proses pengerjaan mencapai target kualitas yang diinginkan.

"Kalau kita lihat di lapangan, saya sering menemukan di mana tim quality control atau konsultan pengerjaannya itu tidak ada. Jadi yang berkuasa itu mandor. Mereka kan punya perhitungan sendiri. Faktor ini jadi mempengaruhi," ucap Hedy.

Di samping itu, menurut Hedy kepatuhan terhadap tata cara atau prosedur pengaplikasian juga perlu ditegakkan dengan lebih baik. Tujuannya tak lain agar penggunaan produk dengan teknologi tinggi tersebut menjadi tak percuma.

"Kita berharap dapat menumbuhkan kembali budaya mutu. Paling tidak kita bisa konsisten memenuhi apa yang sudah kita tulis sendiri. Karena yang terpenting itu di apa yang terjadi di lapangan," jelas Hedy.

Video Terpopuler yang Wajib Kamu Tonton
 (kpl/fid/rd)
Loading