Otosia.com Pasar MPV kelas low di Indonesia memang sangat menggiurkan, bisa dibilang paling menggiurkan di antara semua kelas mobil yang diperjualbelikan di Indonesia. Karena salah satu penyebabnya adalah banyaknya masyarakat Indonesia yang menyenangi perjalanan menggunakan mobil bersama anggota keluarga.
Alasan yang lain mengapa mobil dengan kelas low MPV sangat diminati di Indonesia adalah karena konsumsi bahan bakar yang efisien. Terlebih lagi, banyak dari mobil low MPV sudah berbekal dengan transmisi otomatis.
Dari banyak mobil dengan kelas low MPV di Indonesia, ada beberapa merk yang mampu menjaring banyak sekali konsumen dari model yang dikeluarkannya. Meskipun telah jadi barang bekas, tapi kualitasnya tetap terjaga. Honda Mobilio, Suzuki Ertiga, Chevrolet Spin, serta tak ketinggalan Toyota Avanza. Berikut ini komparasinya.
(kpl/fjr)Toyota Avanza 1.3 G A/T
Toyota yang telah menyebarluaskan Toyota Avanza semenjak beberapa tahun ke belakang tahu betul bahwa pasar di negeri ini akan didominasi para pelaku perjalanan yang melibatkan anggota keluarga.
Sedari awal, Toyota Avanza telah dikhususkan sebagai mobil keluarga yang solid. Apabila bisa dikomparasikan, sampai tahun 2014 ini Toyota Avanza bisa disebut telah mengungguli rival terberatnya Daihatsu Xenia.
Terlebih lagi Daihatsu kurang bisa mengimbangi langkah Toyota. Dimana Toyota Avanza sampai hari ini berhasil mengorbitkan Avanza Veloz, sementara Daihatsu "hanya" meluncurkan All New Xenia.
Dengan mesin 1.3 liter dan transmisi yang automatic, Toyota Avanza buatan tahun 2011 ini mampu memberikan rasio konsumsi bahan bakar yang diklaim sampai 15 km/liter untuk luar kota dan 10,9 km/liter dalam kota. Dan saat ini Toyota Avanza bernilai sampai dengan Rp 100-150 jutaan.
Chevrolet Spin 1.5 LTZ A/T
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3747032/original/017331800_1639923356-spin46nx.jpg)
Bukanlah yang terbaik secara performa, harus diakui. Apalagi dengan efek "setengah limbung" saat dipacu dalam kecepatan di atas 80 km/jam, merupakan gambaran jelas bahwa Chevrolet Spin bukanlah mobil dengan built-in untuk berkecepatan tinggi.
Keberadaan jok mobil baik untuk penumpang dan pengemudi juga kurang bisa benar-benar ergonomis. Akibatnya, penghuni kabin harus sedikit menyesuaikan dengan posisi duduknya supaya bisa nyaman digunakan dalam waktu yang cukup lama.
Tapi baik ruang untuk kepala dan kaki keduanya sangat lapang. Sehingga kaki dan tubuh penumpangnya juga leluasa untuk bergerak. Dengan mesin sebesar 1.5 liter, salah satu kelebihan terbaik dari mobil ini adalah penggunaan transmisi A/T dengan opsi pemindahan gigi secara manual.
Chevrolet Spin sendiri memiliki rasio konsumsi bahan bakar sampai dengan 15 km/liter untuk penggunaan luar kota dan 9.5 km/liter untuk dalam kota. Di pasaran mobil tangan kedua, Chevy Spin dihargai sampai dengan Rp 170-an juta.
Suzuki Ertiga
Suzuki Ertiga sempat booming dalam periode 2012-2013, dan jadi kartu As untuk Suzuki meraup sebanyak mungkin konsumen low MPV di Indonesia. Secara harga, Mobil berkapasitas 7 orang penumpang ini pun juga cukup kompetitif.
Salah satu senjata pamungkas dari Suzuki Ertiga adalah kehematannya dalam konsumsi bahan bakar. Suzuki Ertiga mampu mencetak angka 13,2km/L di dalam kota dan 19,2 km/L untuk penggunaan di jalan tol, sedikit saja lebih unggul daripada Honda Mobilio.
Fitur di dalam juga cukup memuaskan, sistem audio dari Ertiga dilengkapi CD, USB, Aux dan disamping Double Din. Lebih jauh lagi, mobil ini makin terasa lengkap dengan adanya tombol overdrive dan free lock yang membuat mobil bisa didorong saat parkir paralel.
Jok penumpang terasa amat nyaman, baik dari segi bahannya maupun ergonominya terhadap tubuh. Sehingga perjalanan jauh pun tidak akan membuat siapapun yang menunggangi Suzuki Ertiga merasa lelah karena jok yang terasa keras atau kurang nyaman.
Mesinnya berkapasitas 1.373 cc 4 silinder, dengan tenaga 95 hp tidak membuat Suzuki Ertiga jadi yang tercepat karena punya record yang sama dengan Chevy Spin, yakni 13,9 detik untuk menempuh akselerasi 100km/jam.
Dengan wheelbase paling panjang, yakni 2.740 mm, membuat legroom dan headroom terjamin kenyamanannya. Ditambah dengan set suspensi default Suzuki Ertiga membuat bantingan suspensinya terasa nyaman.
Harga mobil secondnya sampai Rp 160 an juta terasa tidak mahal, karena dirasakan mobil ini mampu mengakomodasi dengan baik untuk pengendaraan sehari hari, maupun keperluan perjalanan jauh.
Honda Mobilio E Prestige A/T
Salah satu penantang terberat dari ke-empat mobil ini berasal dari pabrikan Honda. Honda Mobilio yang tahun 2014 dinobatkan menjadi "Car of the Year" pada ajang OTOMOTIF AWARD 2014.
Dengan bersenjatakan akomodasi, performa yang prima, efisiensi penggunaan bahan bakar, serta penampilan luar yang memang cantik, Honda Mobilio terlihat sekali sebuah produk dengan perencanaan yang sangat matang dan berkualitas.
Mobil ini dilengkapi dengan i-VTEC 1.496 cc 4 silinder, dan menjadi mobil dengan tenaga paling besar sejumlah 118 hp dengan torsi 145 Nm.
Efisiensi BBMnya cukup baik. 14,8km/L dalam kota dan 18,9km/L di jalan bebas hambatan. Bantingan suspensi yang lembut dan handlingnya terasa sangat nyaman saat mobil ini dikendarai. Alhasil kemenangan mutlak kenyamanan berkendara diraih oleh Honda Mobilio.
Interior dari Honda Mobilio sedikit terkesan "minim", seperti bahan jok, serta tampilan dashboardnya. Karena praktis tidak ada fitur yang terlalu "wow" dibandingkan Suzuki Ertiga misalnya.
Namun hal ini tidak akan jadi masalah yang besar, karena Honda Mobilio mampu untuk membuat penumpangnya terbuai dengan kenyamanannya saat dikendarai. Honda Mobilio tangan kedua dihargai sampai dengan Rp 170an juta.