Otosia.com Otosia.com - Bank Internasional Indonesia mengklaim bukukan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali sebesar Rp 1,2 triliun akhir 2012. Angka ini naik tajam hingga 81 persen dari tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak juga meningkat signifikan sebesar 72 persen mencapai Rp 1,7 triliun tahun 2012 dari Rp 985 miliar tahun 2011.
Presiden Direktur BII Dato Khairussaleh Ramli mengatakan peningkatan kinerja terutama didukung bisnis inti bank, simpanan, peningkatan kualitas aset termasuk entitas anak dan perbaikan operasional.
"Kami telah mencapai tonggak penting dengan total aset melampaui Rp 100 triliun dan mencapai rekor laba baru," katanya di Kantor Pusat BII Maybank, Selasa (19/2).
Dari sisi aset perseroan mengalami peningkatan sebesar 22 persen menjadi Rp 115,9 triliun. Sedangkan dari sisi modal inti perseroan saat ini mencapai Rp 9,5 triliun dengan total rasio kecukupan modal dijaga di level 12,83 persen.
Imbal hasil ekuitas (return on equity) tercatat sebesar 15,79 persen atau naik dari 9,16 persen. Sedangkan simpanan nasabah mengalami peningkatan sebesar 22 persen menjadi Rp 85,9 triliun. Marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) meningkat menjadi 5,73 persen dari 5,22 persen.
Selain itu, perseroan mencatat pertumbuhan kredit sebesar 20 persen sepanjang tahun 2012 menjadi Rp 80,9 triliun dari Rp 67,2 triliun pada Desember 2011. Kredit Korporasi tumbuh 24 persen menjadi Rp 21,6 triliun, Kredit komersial tumbuh n menjadi Rp 8 triliun dan Kredit Konsumer tumbuh 11 persen menjadi Rp 27,8 triliun.
Di konsumer, portofolio pembiayaan roda dua turun 11 persen menjadi Rp 8,8 triliun terutama disebabkan karena dampak peraturan baru loan to value (LTV).
Perseroan membukukan pertumbuhan hampir 100 persen pada portofolio kendaraan roda empat sejalan dengan keberhasilan bank menyeimbangkan portofolio kendaraan antara bisnis roda empat dengan roda dua. Sementara untuk Kredit UKM, perseroan berhasil mencatat pertumbuhan hingga sebesar 41 persen dari Rp 16,4 triliun menjadi Rp 23,1 triliun.
Selain itu, simpanan nasabah tumbuh 22 persen menjadi Rp 85,9 triliun pada 31 Desember 2012, meningkat dari Rp 70,3 triliun pada 31 Desember 2011. Tabungan tumbuh 7 persen menjadi Rp 18,8 triliun, Giro tumbuh 19 persen menjadi Rp 14,7 triliun, dan Deposito Berjangka tumbuh 30 persen menjadi Rp 52,5 triliun dengan rasio kredit bermasalah (kotor) sebesar 1,70 persen pada 2012 dari 2,14 persen pada 2011. Rasio kredit bermasalah bersih (net NPL) membaik menjadi 0,81 persen dari 1,10 persen. (mdk/sri/arr)