Otosia.com Adira Finance selaku lembaga pembiayaan yang antara lain diperuntukkan bagi kredit kendaraan bermotor melihat bahwa kenaikan DP pembelian kredit kendaraan sebenarnya bertolak belakang dengan tujuan mereka. Bagi Adira, kekhawatiran terhadap gelembung ekonomi atau bubble terjadi jika bisnis kredit otomotif digunakan sebagai spekulasi.
"Cuma kita kan selalu ngomong ke dalam setiap kesempatan. Pemerintah kan khawatir terjadi bubble, tetapi industri ini sebenarnya bukan industri yang bisa dipakai untuk spekulasi. Orang ngambil kredit mobil, kredit motor, itu sebenarnya bukan untuk spekulasi," kilah Direktur Utama Adira Finance Willy Suwandi Dharma.
Penegasan bahwa kreditnya bukan sebagai spekulasi dilihat dari data mereka bahwa 60 persen konsumennya merupakan usaha kecil, usaha mikro, yang membutuhkan kendaraan itu sebagai alat produksi.
"Kita punya data bahwa 60 persen konsumen kita usaha kecil, usaha mikro, yang membutuhkan kendaraan itu sebagai alat produksi. Alat produksi itu bisa untuk transportasi, bisa untuk mengangkut barang," tambahnya.
Seperti diketahui pemerintah khawatir terhadap bubble atau gelembung ekonomi ketika ada rasa tidak aman dalam bisnis utamanya dalam hal ini di bidang otomotif. Masyarakat sebelumnya sangat mudah memperoleh kredit kendaraan hanya dengan uang muka ratusan ribu rupiah. Salah satu yang dikhawatirkan adalah ketika terjadi peningkatan jumlah kredit bermasalah karena orang mudah angkat kredit, tapi tak selalu bisa melunasinya.