Otosia.com New Xpander meluncur di Indonesia tahun lalu dengan sejumlah perubahan signifikan. Namun tidak semua berubah. Satu yang kemudian menjadi perhatian adalah masih dipertahankannya sistem gerak roda depan.
Padahal, generasi pertama MPV Mitsubishi ini tengah diramaikan dengan isu tanjakan Sitinjau Lauik, yang di satu sisi memang curam dan menurut sejumlah pengamat mengalami problem lantaran kemungkinan sejumlah faktor.
Baca Juga
Bagaimana dengan New Xpander? Sebenarnya jika bicara gerak roda depan, penetapan tersebut berkaitan dengan kestabilan dan lebih lapangnya ruang di kabin.
Video Populer yang Kamu Cari
powered by
Next
Setidaknya sejak satu dekade terakhir, mobil-mobil modern yang keluar di pasaran menerapkan sistem gerak roda depan, antara lain karena alasan-alasan tadi.
Pun demikian dengan New Xpander, Mitsubishi rupanya tetap saja memberikan perubahan sekalipun ingin mempertahankan sistem gerak tersebut. Mereka mengubah sistem transmisi matiknya menjadi CVT, tetapi disebut spesial.
CVT sendiri, saat djelaskan oleh pereli dan ambasador Mitsubishi Rifat Sungkar, sudah menjadi teknoloigi wajib untuk mobil zaman sekarang. Dengan CVT, friksi yang terjadi sangat sedikit.
Next
"Dengan friksi yang sedikit, mengemudi jadi lebih menyenangkan karena tidak ada entakan," ujarnya.
Pertanyaannya kemudian, New Xpander dengan CVT apakah masih bisa diandalkan di tanjakan? Rifat memberikan gambaran yang dirasakan pada saat mengandalkan CVT.
"Yang sangat berasa adalah saat mencapai RPM 3.000 ke 3.500 RPM, di situ seperti ada dotrongan ekstra, seakan mobil tidak ada hambatan sama sekali," kata dia.
Next
Uji tanjakan pun sudah terbuktikan sendiri. Sebab beberapa waktu lalu, New Xpander dites ke Kawasan Taman Wisata Alam (TWA) pegunungan Papandayan setinggi 2.655 Mdpl.
Di sisi lain, pemanfaatan transmisi matik termasuk CVT d tanjakan tidak pelak perlu melibatkan kick down yakni bejek pedal gas lebih dalam secara tiba-tiba agar ECU paham akan kebutuhan tersebut. Alhasil, memang tenaga ekstra di RPM 3.000 itu terbukti.