Otosia.com Sebuah pertanyaan diutarakan oleh pemilik akun Instagram @husein_neverbrokeagain dalam rubrik #TanyaOTOSIA. Ia menanyakan, berapa lama seharusnya oli mobil diganti?
Dalam hal ini, ada banyak pertimbangan. Pertama, harus ditentukan dahulu jenis oli yang dimaksud. Untuk satu mobil saja, ada setidaknya tujuh jenis oli, seperti oli mesin, oli sintetis, oli transmisi, oli rem, oli gardan, oli power steering dan oli transfer.
Untuk itu, Otosia kali ini akan membahas oli yang paling umum dipertanyakan, yaitu oli mesin.
Nah, berarti, pertanyaannya mengerucut soal kapan waktu yang tetap untuk mengganti oli mesin mobil?
Jawabannya adalah setiap kelipatan 6 bulan atau 10.000 km.
Video Terpopuler yang Wajib Kamu Tonton
powered by
Next
Penjelasan
Setiap kendaraan berbahan bakar tentunya mempunyai oli mesin. Cairan tersebut digunakan sebagai pelumas mesin supaya kinerja tiap komponen di dalamnya dapat bekerja lebih optimal.
Pastinya setiap oli mesin mempunyai masa penggunaannya masing-masing. Khusus oli mesin mobil, waktu pergantiannya ditetapkan dalam jangka waktu 6 bulan pemakaian atau per 10.000 kilometer.
"Untuk pergantian oli mesin setiap kelipatan 6 bulan atau 10.000 kilometer, mana yang tercapai terlebih dahulu," beber Bambang Supriyadi, Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM) kepada Otosia.com, Kamis (17 Maret 2022).
Next
Angka tersebut berbasis dari desain atau standar yang ditetapkan oleh produsen mobil. Pun standarnya sudah diuji lebih dahulu melalui durability test. Jadi jangka waktu dan jarak yang ditetapkan itu sudah resmi.
"Angka terebut ditetapkan berdasarkan design atau standar yang ditetapkan dan sudah diuji coba melalui durability test," tutup Bambang.
Next
Efek telat ganti oli
Pergantian oli yang tidak berkala bisa mengakibatkan beragam kerugian yang membutuhkan banyak pengeluaran uang. Gejala telat ganti oli biasa akan muncul satu sampai dua bulan setelah telat mengganti oli.
Mengutip situs resmi suzuki.co.id, Kamis (17/3/2022) setidaknya ada 5 dampak negatif jika oli mobil telat diganti, yakni Mesin tidak bertenaga, lebih boros bahan bakar, muncul kerak dalam mesin, mudah overheating, dan usia mesin jadi semakin pendek.
Berikut penjelasannya:
Next
1. Mesin tidak bertenaga
Pertama adalah mesin terasa lebih ‘loyo’ saat berakselerasi. Hal ini bisa dirasakan pada saat melaju, tarikan mesin tidak seringan seperti biasanya. Tidak hanya itu, mesin juga menghasilkan suara gesekan karena ada komponen di dalam yang tidak terlumasi secara optimal.
Next
2. Boros bahan bakar
Kedua adalah mesin menjadi lebih boros bahan bakar. Hal ini terkait dengan efek pertama yang membuat tarikan mesin terasa lebih berat karena oli, selain menjadi pelumas, juga berfungsi menyerap panas.
Lantas mesin harus bekerja lebih keras di kondisi yang kurang ideal, membuat mobil lebih boros bahan bakar.
Next
3. Kerak dalam mesin
Berikutnya adalah timbulnya kerak dalam mesin. Pada saat mesin bekerja, oli yang digunakan sebagai pelumas juga menyerap hasil dari gesekan antar komponen, yakni kerak.
Dengan seringnya mesin beroperasi, oli akan tercampur dengan kerak dan bisa menempel di permukaan mesin jika oli tidak diganti secara berkala. Lantas kerak yang muncul di permukaan mesin akan lebih susah dibersihkan dan dapat menimbulkan kerusakan berat.
Next
4. Mudah Overheating
Keempat adalah gejala mesin kepanasan atau overheating. Insiden ini terkait dengan poin pertama dan kedua karena oli, selain menjadi pelumas mesin, juga berfungsi sebagai penyerap panas.
Maka dari itu, jika oli yang tidak diganti secara berkala akan menurun dari segi kualitas dan tidak bisa melumasi dan menyerap panas seperti biasanya, berpotensi membuat mesin overheating.
Next
5. Usia mesin semakin pendek
Terakhir adalah menurunkan usia mesin. Sering telatnya mengganti oli dapat memangkas usia mesin sebanyak dua tahun.
Dengan kata lain, jika pemilik mobil berencana untuk menggunakan mobil selama lima tahun, maka dalam waktu tiga tahun ada potensi bahwa mesin harus "turun" untuk di servis berat atau bahkan mengalami kerusakan total.