Otosia.com PT Astra Daihatsu Motor (ADM) merilis Rocky 1.2 pada Juni 2022 lalu. Varian tersebut tidak hanya melengkapi lini produksi Rocky, namun bagi Daihatsu ini sekaligus momen untuk memperkenalkan mesin baru 1.200cc tiga silinder naturally aspirated.
Mesin tersebut mirip sengan yang dibenamkan pada Ayla dan Sigra. Kedua mobil LCGC ini mengusung dapur pacu 1.200cc pada varian termahalnnya.
Baca Juga
Meski memilki jumlah silinder yang lebih tinggi, performa mesin Rocky lebih unggul dan canggih. Hal ini tercapai melalui penggunaan beberapa peranti baru, di antaranya dual injector, integrated exhaust port¸ high tumble port, dan ruang sirkulasi air radiator yang lebih optimal.
Video Populer yang Kamu Cari
powered by
Next
Dengan kelebihan tersebut, apakah kelak mesin baru 1.200cc Rocky dipasangkan pada Ayla dan Sigra? Atau mungkinkah Xenia juga akan mengambil basis mesin yang sama dengan Rocky?
Ditanya soal ini, Daihatsu memberi kode keras. Pihak Daihatsu yang diwakili Audi Tarantini, Head of R&D Testing Department ADM menyebut sangat mungkin kedepan Ayla, Sigra dan Xenia memakai mesin Rocky. Sebab untuk ketiga mobil tersebut tidak sulit mengadopsi mesin baru Rocky.
"Kemungkinan besar iya, semua bisa, tergantung pada permintaan dan hasil riset kita. Tentunya pihak ADM harus menyesuaikan dengan kebutuhan pasar," ungkap Audi di sela-sela Test Drive Rocky 1.2 di R&D Test Course, Karawang Assembly Plant ADM, Selasa (5/10/2021).
Ganti mesin
Salah satu faktor utama mesin Rocky mudah diaplikasikan pada model lain ada pada regulasi pemerintah soal emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar.
Menurut Audi, mesin pada Ayla, Sigra dan Xenia saat ini dinilai kurang ideal menjawab tantangan ke depan, terutama dikaitkan dengan aturan emisi yang tambah ketat.
Dibandingkankan membuat mesin baru yang butuh waktu dan biaya yang tidak sedikit, pilihan paling cocok adalah mengganti dengan mesin Rocky.
Next
"Tren saat ini CO2 harus berkurang, dan fuel consumption dari pemerintah ada regulasinya. Kalau dengan mesin lama, mungkin bisa, tapi dengan tambahan seperti katalisator itu mahal harganya. Daripada tambahin, mending kita switch," imbuhnya.
Hanya saja Daihatsu tidak ingin terbutu-baru melakukan perpindahan mesin sebelum melakukan riset mendalam tentang pilihan yang tepat sesuai regulasi pemerintah dan menjadi kebutuhan pasar Indonesia.
"Itu future ya. Kita tidak tahu (kapan), tapi itu yang akan terjadi. Tugas kami di R&D ini meriset dan men-developtmesin yang cocok untuk mobil Indonesia," tutupnya.