Otosia.com, Jakarta Beberapa hari belakangan kabar kenaikan harga BBM ramai dibicarakan. Wacana ini semakin nyata dilakukan setelah Presiden Jokowi menyetujui pengalihan sebagian subsidi BBM, serta penyaluran bantuan sosial kepada masyarakat.
Hari ini, Kamis (1/9) pukul 00.00 WIB, dikabarkan bahwa harga BBM subsidi jenis Solar dan Pertalite akan naik. Karena itulah banyak pengendara yang langsung menyerbu SPBU hingga terjadi antrean panjang.
Sayangnya kenaikan harga BBM subsidi ini belum terjadi, melainkan justru penurunan harga BBM non-subsidi. Berikut harga BBM terbaru per 1 September 2022.
Video Populer yang Kamu Cari
powered by
Harga BBM
Berdasarkan daftar harga BBM yang dirilis laman mypertamina.id, harga Pertalilte masih sama, yakni Rp7.650 per liter. Begitupun harga Pertamax yang tak mengalami perubahan dengan tetap dibanderol Rp12.500 per liter.
Sedangkan harga BBM jenis Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite mengalami penurunan.
Sebelumnya, di DKI Jakarta, Pertamax Turbo dibanderol Rp17.900 per liter. Kini BBM dengan RON 98 itu turun menjadi Rp15.900 per liter.
Sementara itu, Dexlite yang semula Rp17.800 menjadi Rp17.100 per liter dan Pertamina Dex dari Rp18.900 per liter jadi Rp17.400 per liter.
Untuk menengok daftar harga BBM terbaru di luar DKI Jakarta, Otolovers bisa cek tautan ini.
Bukan Kali Pertama atau Kedua, Sejak Menjabat Jokowi Telah 7 Kali Ubah Harga BBM
Pemerintah telah memutuskan untuk mengalihkan sebagian subsidi bahan bakar minyak (BBM). Langkah ini membuat kabar kenaikan harga BBM semakin kuat. Jika pun benar-benar disesuaikan, sebetulnya ini bukanlah langkah baru yang pernah diambil Jokowi.
Menurut catatan Liputan6.com, Presiden Jokowi setidaknya pernah 7 kali mengubah harga BBM subsidi sejak dia menjabat pada 2014 lalu. Namun, jumlah ini seiring dengan dinamika di awal periode kedua dia menjabat.
Kemudian, belum termasuk juga dengan hitungan peralihan BBM penugasan dari Premium ke Pertalite yang sama-sama mengalami penyesuaian harga.
Sejak 2014-2016 saja misalnya, Presiden Jokowi 7 kali mengubah harga BBM subsidi. Premium tercatat 4 kali mengalami kenaikan harga, dan 3 kali mengalami penurunan harga.
Berbeda, Solar mengalami 2 kali kenaikan harga, sementara telah 5 kali mengalami penurunan harga.
Harga Premium
Diawal Presiden Jokowi menjabat, harga premium dipatok Rp 6.500 per liter, kemudian naik menjadi Rp 8.500 per liter pada November 2014. Tak lama, pada 1 Januari 2015, Presiden Jokowi menurunkan harga Premium menjadi Rp 7.600 per liter.
Sekitar 2 pekan berselang, Presiden Jokowi kembali menurunkan harga premium menjadi Rp 6.600 per liter. Tapi, pada Maret 2015, kembali dinaikkan menjadi Rp 6.900 per liter. Di penghujung bulan yang sama, Presiden Jokowi juga menaikkan lagi harga premium ke Rp 7.300 per liter.
Berselang cukup lama, harga Premium diturunkan menjadi Rp 6.950 di tahun 2016. Kemudian, turun lagi menjadi Rp 6.450 per liter pada April 2016.
Perkembangan Harga Solar
Berbeda dengan Solar, diawal menjabat, harganya sebesar Rp 5.500, kemudian naik menjadi Rp 7.500 per liter, dan turun lagi menjadi Rp 7.250 per liter.
Lalu, Presiden Jokowi menurunkan lagi menjadi Rp 6.400 per liter, dan naik menjadi Rp 6.900 per liter. Menuju penghujung 2015, Presiden Jokowi menurunkan lagi harga Solar menjadi Rp 6.700 per liter, dan turun lagi menjadi Rp 5.650 per liter di awal 2016. Lalu, kembali turun menjadi Rp 5.150 per liter di pertengahan 2016.
Paling baru, Presiden Jokowi disebut-sebut akan menaikkan kembali harga BBM Subsidi dalam waktu dekat. Kenaikan harga minyak dunia, dan beban terhadap APBN menjadi alasan yang mendasari.
Sejumlah aspek di jajarannya pun sudah mengambil langkah antisipasi. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati misalnya telah mengalokasikan bantuan sosial (bansos) untuk 3 aspek. Bank Indonesia juga melakukan penyesuaian kembali suku bunga acuan.
Langkah-langkah tersebut semakin memperkuat bahwa pemerintah dalam waktu dekat akan menaikkan harga BBM subsidi jenis Solar dan Pertalite.