Sukses

Busi Dikatakan Mati, Komponen Mana yang Gagal Berfungsi?

Otosia.com, Jakarta Busi yang sudah rusak sering disebut mati. Namun, matinya busi terkadang tidak serta padam total. Kadang hidup, lalu mati; seperti putus-nyambung. 

Tapi tahukah kamu bagaimana busi yang memiliki struktur solid dan bekerja menghantarkan aliran listrik itu bisa mati? Padahal ia menggunakan material metal dan keramik yang keras. Lantas komponen mana yang sebenarnya tidak lagi berfungsi?

Pertama, perlu dipahami terlebih dahulu bahwa busi yang umumnya aus dan tidak berfungsi karena ia mengalami pengurangan dimensi elektroda. Logikanya, bila elektroda itu sudah tidak berbentuk seperti sedia kala, maka proses pengaliran listrik akan terhambat. 

Nah, karena tidak ada interaksi dan distribusi dari ground ke central electrode, maka busi dianggap tidak berfungsi lagi.

"Jadi gini, dia kan punya dua elektroda. Pentingnya dia itu kan listrik ngalir dari ground ke central elektroda. Jadi ketika dia mengalami erosi, habis terkikis, listrik itu keluar dari samping. Melenceng, sudah enggak di tengah-tengah lagi. Karena enggak sampai (tidak menjangkau)," tutur Diko Oktaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia.

Biasanya, efek samping ausnya elemen tersebut berimbas pada arus listrik yang tidak lagi bisa terpusat. Ia kemudian akan menyebar dan tidak lagi efektif memicu kombusi.

"Contoh, voltase yang diperlukan busi 2 volt. Ketika erosi, habis dia enggak akan sampai 2 Volt. Sedangkan keluarannya tetap 2 volt. Ignition coil juga enggak mungkin juga dinaikin. Jadi mau enggak mau, listrik melenceng ke samping. Nah itu yang dirasain ketika kita mulai starter susah, terus waktu kita pas lagi tanjakan berat, pas bawah udah ngebut di atas enggak bisa naik. 

Hal serupa bisa juga terjadi ketika ada kerusakan pada konstruksi busi. Entah pecah pada keramiknya atau mungkin patah, sehingga tidak bisa lagi menyambungkan energi dari terminal nut sampai ke central electrode

 

 

Ciri-ciri Busi yang Sudah Rusak

Kerusakan busi bisa dilihat dari wujud fisiknya, apakah elektroda masih utuh atau mengalami perubahan signifikan. Bisa juga dicoba secara langsung, masihkah mampu memfokuskan titik percikan api, atau menyebar ke sana-sini. Yang paling parah, tidak ada lagi percikan bunga listrik dari kepala busi. 

Selain itu, permasalahan busi juga dapat dikenali ketika mesin dihidupkan. Mengacu pada keterangan mypertamina.id, disitat Senin (26/12/2022), setidaknya ada 5 hal yang bisa diperhitungkan.

1. Motor Sulit Dinyalakan

Jika kendaraan sulit dinyalakan, ada kemungkinan busi sudah waktunya diganti. Busi yang rusak tersebut tidak mampu menghasilkan percikan api yang cukup di ruang bakar, sehingga kendaraan jadi sulit untuk dinyalakan, baik dengan kickstarter maupun electric starter.

2. Tarikan Kurang Responsif

Ciri-ciri busi rusak yang bisa dirasakan berikutnya adalah tarikan mesin jadi kurang responsif. Hal ini dikarenakan adanya perubahan celah busi antara elektroda dan ground.

 

 

3. Misfire

Ini bisa dirasakan ketika mesin motor berhenti sesaat dan kembali berfungsi normal. Biasanya, hal ini sering diabaikan oleh para pengguna kendaraan. Padahal, ada potensi besar motor mati kapan saja dan membahayakan ketika sedang berkendara.

4. Mesin Pincang

Jika kendaran kesayangan memiliki lebih dari satu silinder, busi rusak pasti akan berimbas pada performa. Pada umumnya, mesin akan mengalami pincang karena salah satu silindernya jadi tidak berfungsi. Terkadang akan ada guncangan yang tidak lazim pada mobil disertai suara mesin kasar dan asap knalpot mengepul.

5. Boros BBM

Pembakaran yang kurang sempurna akibat kondisi misfire yang dihasilkan karena busi rusak alam memicu endapan kotoran pada ujung insulator busi atau elektroda. Jika demikian, otomatis pemakaian bahan bakar pun jadi semakin boros. Hal ini dikarenakan percikan api yang dihasilkan sangat kecil, sehingga tidak bisa membakar secara sempurna. 

 
Loading