Otosia.com, Jakarta Busi layaknya komponen yang bekerja hibrida. Ia terpengaruh besar oleh arus listrik untuk menyalurkannya ke dalam ruang bakar, tapi juga terlibat langsung dalam kombusi karena elektrodanya berada persis di dalam silinder. Sebagai komponen yang bersinggungan langsung dengan kelistrikan, mungkinkah busi mengalami arus pendek atau korslet?
Mengutip pernyataan Diko Oktaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia, korsleting pada busi itu bukan sekadar istilah karena memang benar terjadi. Alasan dasarnya, karena adanya bocor arus.
“Definisi korsletnya busi itu ada di dalam bagian tubuhnya. Sekarang ingat kan ada bagian busi yang panjang (keramik), ketika retak sedikit itu akan korslet. Itu bisa dibuktikan dengan insulation test. Misalkan dia korslet, yaudah di dalamnya berarti putus,” kata Diko.
Video Terpopuler yang Kamu Cari
powered by
Distribusi Arus Listrik
Proses korslet ini sendiri relevan dengan proses distribusi arus listrik dari ujung terminal ke elektroda, layaknya dari ujung satu ke ujung lain pada sebuah rangkaian kabel. Tetapi karena ada rangkaian yang tidak sempurna atau rusak, tidak heran bila arus pendek muncul.
“Korslet itu juga bisa karena baret halus dari keramiknya. Ini kan bocor alus. Arus bocor yang ngalir ke terminal nut, harusnya ke ujung dia terbuang di keramiknya. Makanya dia (arus listrik) tidak keluar di ujungnya,” ujar dia.
Yang perlu diwaspadai ialah bagaimana mencegah hal ini terjadi. Diko mengungkapkan, penyebab timbulnya arus liar pemicu korslet karena kerusakan busi, misalnya karena terjatuh atau bisa jadi basah yang tidak dikeringkan terlebih dahulu sebelum busi dipakai.
“Itu biasanya dia (busi) jatuh. Karena di dalamnya ada komponen yang rapuh,” tambah dia.
Akar Penyebab Kerusakan
Kemudian kerusakan lain bisa jadi disebabkan oleh pemasangan tanpa perhitungan. Bukan pas langsung putar, tapi harus ada hitung-hitungan teknis agar tidak merusak struktur busi.
Diko mencontohkan, cara paling gampang dengan putaran tangan kemudian ditambah pengencangan 180 derajat.
“Pokoknya dari dikencengin pake tangan, sudah tidak biusa lagi diputar pakai tangan, itu 180 derajat pemutaran selesai. Udah enggak perlu ragu kurang kencang. Kalau mau dilebihin lagi, 30 derajat sudah selesai,” jelasnya.