Otosia.com, Jakarta Dalam dunia busi, ada istilah carbon fouling di mana residu pembakaran menumpuk pada kepala busi. Akibatnya, elektroda tertutup partikel hitam yang tidak jarang menghambat pembakaran.
Carbon fouling sendiri kemudian dibagi menjadi dua, dry carbon dan wet carbon. Keduanya hampir sama, tapi salah satu ada percampuran material lain yang memperparah kondisi busi.
Apa penyebanya? Dari dua kondisi itu kemudian bisa dilacak akar masalah dan menyebabnya.
Video Populer yang Kamu Cari
powered by
Dry Carbon
Pertama dry carbon. Seperti namanya, kepala busi umumnya menghitam berselimut karbon sisa pembakaran. Namun, teksturnya masih kering.
Mengutip dari akun Facebook PT NGK Busi Indonesia, disitat Senin (26/12/2022), penyebab sentralnya karena kombusi yang tidak sempurna di ruang bakar.
Proses pembersihannya ada dua macam, bisa memakai self cleaning ketika kendaraan dipakai dalam kecepatan tinggi. Berikutnya, bisa dikerjakan secara manual melalui proses pembersihan dengan cara dilap, disikat pakai nilon atau disemprot dengan cairan khusus.
Wet Carbon
Hampir sama dengan dry carbon, penyebab penumpukan sisa pembakaran juga karena proses pembakaran yang tidak sempurna. Umum disebabkan oleh campuran udara dan bahan bakar tidak seimbang.
Akan tetapi, disebut wet atau basah ada kemungkinan terdapat campuran likuid yang merembes ke ruang bakar atau tidak terbakar.
Contoh cairan tersebut bisa dalam bentuk oli atau pun bahan bakar minyak.
Dampak Carbon Fouling
Mengacu pada Buletin NGK yang dipublikasikan bulan Juni 2021 lalu, ternyata ada beberapa masalah yang akan timbul dari penumpukan karbon itu.
Pertama kendaraan akan sulit dihidupkan di awal pemakaian. Misal pada pagi hari atau sudah lama tidak dipakai.
Lalu bisa jadi akan muncul asap knalpot mengepul berwarna hitam. Yang paling parah terjadi kegagalan pengapian.
Untuk menanggulanginya, perlu memerhatikan beberapa tindakan.
1. Periksa choke
2. Periksa timing pengapian
3. Periksa filter udara
4. Periksa kompresi
5. Ganti busi dengan rentang panas yang benar