Otosia.com, Jakarta Busi memang memiliki ukuran yang mungil. Tapi ada banyak hal bisa diidentifikasi lewat busi, termasuk masalah-masalah yang kerap menjangkit pemantik listrik di ruang bakar ini.
Salah satu yang sering dan gampang muncul ialah bercak cokelat-kekuningan pada insulator keramik yang sekilas mengganggu pandangan. Busi jadi terlihat kotor tapi tidak juga mudah dibersihkan.
Lalu, masalah apalagi ini sebenarnya? Apakah berbahaya bagi busi itu sendiri atau dengan mesin kendaraan?
Video Populer yang Kamu Cari
powered by
Corona Stain
Mengutip dari laman NGK Australia, disitat Rabu (27/12/2022), busi menciptakan induksi elektrostatis persis saat terjadi ledakan pembakaran. Fenomena ini kemudian menarik partikel di sekitar busi hingga melekat pada insulator keramik.
Bercak itu kemudian disebut dengan corona stain. Ya, namanya memang mirip dengan istilah penyakit yang menjadi pandemi di Indonesia, Corona (COVID-19). Tapi rupanya ini bukan sesuatu yang berbahaya.
“Corona stain merupakan suatu hal yang normal. Kemunculannya bukan karena gosong atau adanya gasket yang mungkin jebol dari dalam busi. Secara penggunaan, tidak ada efeknya sama sekali pada busi,” tulis laman itu.
Apa Tindakan Selanjutnya?
Dalam keterangan unggahan Instagram PT NGK Busi Indonesia, dijelaskan bahwa corona stain sangat lumrah terjadi. Menariknya, kejadian ini hanya menimpa bagian yang tidak tertutup cop busi. Karena tidak terlindungi, makanya kotoran mudah menempel di situ.
Produsen ternama yang sudah banyak menyuplai busi OEM untuk berbagai pabrikan itu selanjutnya menekankan bila pemilik kendaraan tidak perlu melakukan tindakan apa pun. Karena sebenarnya corona stain tidak akan memengaruhi performa busi atau pun mesin.
Hanya saja, untuk kejadian yang parah dan dalam kurun waktu lama, corona stain bisa memicu flashover.
Flashover merupakan gangguan loncatan (kebocoran) bunga api yang muncul antara insulator atau komponen kelistrikan bertegangan tinggi.
Pemicu Flashover
Pemicu flashover bisa jadi karena kabel busi yang rusak. "Jadi peran kabel busi dengan busi ibarat rumah tanpa atap, gampang bocor," ujar Diko Oktaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia.
Efek terhadap tarikan kendaraan tidak langsung terasa memang. Namun lama-kelamaan keramik busi bisa pecah karena terpapar listrik. "Otomatis jika sudah pecah, dipastikan businya sudah rusak. Tidak boleh dipakai lagi. Jadi harus ganti baru kabel dan businya," imbuhnya.
Di sisi lain, pemakaian kabel busi racing sebagaimana banyak beredar di pasaran, sementara motor maupun busi dalam keadaan standar tidak memberikan pengaruh terhadap tarikan motor. Yang terjadi malah sebaliknya, dapat memotong umur busi.
"Tidak berguna juga pakai kabel busi racing. Malah listrik jadi membesar. Nah, elektroda yang terpapar listrik otomatis menjadi panas yang tinggi, sehingga keausan makin cepat terjadi. Saran saya, pakai kabel dan busi standar yang direkomendasikan pabrikan," tutupnya.