Sukses

Mobil Punya Empat Silinder, Bagaimana Kalau Dipasang Busi Beda-beda?

Otosia.com, Jakarta Pengaplikasian busi memang memiliki aturan tersendiri. Utamanya untuk menyesuaikan spefisikasi mesin dan memaksimalkan performa. Bila busi asal pasang, asal pilih sampai asal beli, hati-hati ada kerugian materi yang siap menanti.

Sebagai contoh, sebuah mobil memiliki empat silinder yang berarti sama-sama membutuhkan empat busi. Ini akan menarik kalau busi yang dipakai setiap silinder berbeda.

Tapi kemudian pertanyaannya, apakah hal itu diperbolehkan? Bagaimana konversi tenaganya kalau tiap silinder beda busi? Misal, silinder 1 pake nikel, silinder 2 dipasang iridium, busi 3 pakai platinum dan silinder 4 menggunakan laser.

 

Video Terpopuler yang Kamu Cari

Malah Berbahaya

Inovasi memang bagus, tapi secara teknikal belum tentu hasilnya selaras. Faktanya, mencampur tipe busi dalam satu rangkaian mesin justru memicu petaka.

"Enggak bisa, karena karakter tiap busi beda-beda," jelas Diko Oktaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia dalam sebuah video YouTube, diunggah tahun 2020 lalu.

Diko menegaskan modifikasi yang mengubah karakter dasar mesin atau sampai mengubah struktur harus diperhitungkan secara matang serta tidak asal-asalan.

Sebagai contoh singkat saja, ketika kendaraan di-tunning dengan spesifikasi balap, busi standar harus diganti agar mampu menyesuaikan kebutuhan engine. Kalau dipaksa, tidak ayal kalau kemungkinan busi akan meleleh atau rusak sebab tidak mampu mengimbangi tuntutan panas mesin. Minimal harus ganti busi dengan heat range lebih tinggi.

 

Berpotensi Turun Mesin

Sama dengan kasus di atas, memvariasi busi justru bikin mesin pincang. Selain karena karakter busi, kapasitas api sampai produksi energi dari masing-masing silinder tidak akan seimbang.

Lebih lagi, kerusakan juga tidak akan selaras dari tiap-tiap busi yang ke depan membahayakan.

"Nanti kalau dibikin beda-beda, silinder satu yang paling cepat mengalami kerusakan. Mungkin di silinder dua bisa lebih lambat, di busi tiga mungkin bisa lebih cepat lagi atau lebih lambat dan seterusnya," ujar dia.

Risiko ke depannya, bukan hal mustahil bila kemudian tidak cuma butuh diservis, tapi sampai overhaul alias turun mesin.

"Jadi tingkat kerusakan di masing-masing silinder itu bervariasi. Malah tambah bahaya," tegasnya lagi.

 
Loading