Otosia.com, Jakarta Mengerti dan memahami busi untuk kendaraan sendiri makin ke sini seperti menjadi sebuah keharusan. Sebab, tidak ada yang bisa memastikan busi dibeli sudah sesuai dengan kebutuhan kendaraan kesayangan selain pemiliknya sendiri.
Dalam keterangan PT NGK Busi Indonesia, yang dipublikasikan pada video YouTube April 2020 silam, ditemukan bahwa banyak bengkel salah memberikan tipe busi yang tepat untuk konsumennya.
“Bengkel pada saat kita mau servis, pihak bengkel itu ngasih busi belum tentu sama. Sama dalam artian sesuai dengan tipe mesin,” ujar Diko Oktaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia.
Secara spesifik, busi yang paling sering salah terkait dengan panjang dan pendeknya. Dengan kode depan busi yang mirip, misal CPR6HSA dengan CPR6REA-9, maka dianggap sama saja. Padahal peruntukan keduanya beda jauh.
"Banyak sekali ditemukan kendaraan dengan tipe busi pendek (CR6HSA) dipakaikan busi untuk kendaraan tipe panjang (CPR6EA-9)," tulis dalam keterangan video.
Video Terpopuler yang Kamu Cari
powered by
Penyebab Kesalahan
Diko menambahkan, ada banyak faktor mengapa kesalahan seperti itu bisa terjadi. Faktor yang sering ditemukan karena bengkel tidak selalu punya stok busi yang diperlukan. Akhirnya dicarilah alternatif yang dirasa mirip-mirip dan kebetulan tersedia di bengkel.
“Penyebabnya bisa dari banyak hal. Misalkan si bengkel enggak tahu tipe busi dengan mesin itu berbeda-beda. Kan di bengkel itu tidak selalu tersedia stok yang kita minta, enggak semua tipe busi ada. Jadi apa yang ada stok di bengkel, itu yang dikasih ke kita,” lanjut Diko.
Bukan panpa masalah, pengaplikasian yang tidak tepat pasti menimbulkan efek domino seperti mesin yang tidak bisa mengeluarkan performa terbaiknya atau mungkin timbulnya kerusakan.
Asumsinya begini. Busi tipe panjang telah disesuaikan agar kepala busi muncul pada ruang bakar dan dekat dengan piston ketika ia berada pada posisi atas. Dengan begitu kombusi dijamin bisa optimal yang relevan dengan produksi tenaga.
Sebaliknya, busi panjang kalau salah dipakai untuk mesin yang memakai spesifikasi busi pendek, bisa berakibat fatal. Kepala busi akan terlalu masuk ke dalam ruang bakar dan berpotensi memicu benturan antara piston dan busi. Walhasil, risiko turun mesin sangat besar!
Contoh Pengaplikasian
Contohnya pengaplikasiannya bisa dilihat dari mesin Yamaha Mio injeksi. Motor ini menggunakan tipe busi CR6HSA yang masuk kategori pendek.
"Kepala busi keluar sedikit sampai ke ruang bakar. Artinya si busi bisa memercikkan api dengan maksimal. Karena piston tidak ada masalah karena jarak gerak dia bebas,” ujar Diko.
Yang paling bahaya kalau busi kepanjangan. "Efek benturan pasti terjadi. Piston akan menabrak ujung kepala busi. Klep (valve) juga bergerak, dan dia akan menghajar kepala busi juga,” wanti-wanti dia.
Busi pendek yang dipasang pada mesin dengan busi panjang, hanya akan membuat pemasangannya tidak berguna. Kepala busi malah menyempil di lubangnya dan meski pengapiannya besar, akan tetap sulit dijangkau piston. Makanya, kombusi tidak akan maksimal.
"Yang tadinya pembakaran itu harusnya ada di ruang bakar, tapi ini pembakaran terjadi di dalam lubang busi. Justru ini paling banyak kejadian hasil dari cek survei kita,” terang dia lagi.
Maka dari itu, Diko lebih lanjut sangat merekomendasikan untuk selalu mengecek sendiri tipe busi beserta peruntukannya ketika hendak mengganti. Jangan terlalu percaya begitu saja, karena kesalahan tetap bisa terjadi.
Untuk mengecek secara langsung tipe busi yang sesuai dengan kendaraan, konsumen bisa melakukan sendiri lewat fitur ‘Part Finder’ yang telah tersedia di laman resmi ngkbusi.com milik PT NGK Busi Indonesia.
"Pemilihan tipe busi itu sudah diseuaikan dengan merek kendaraan atau motor masing-masing. Enggak bisa disamaratakan," tutup Diko.