Otosia.com, Jakarta PT Hyundai Motor Indonesia (HMID) menawarkan beragam produk di Indonesia, mulai dari compact SUV Hyundai Creta hingga premium MPV Hyundai Staria.
Salah satu model terbarunya adalah Hyundia Stargazer. MPV ini diposisikan sebagai rival baru di segmen LMPV, sekaligus menjadi mobil termurah Hyundai yang dibanderol mulai dari Rp 240 jutaan.
Hyundai Stargazer diperkenalkan sebagai mobil keluarga bertema futuristis, mewah dan modern. Hal ini terpantau dari beragam fitur yang ditawarkan, seperti desain interior yang unik, ada captain seat untuk kursi baris kedua dan sudah dilengkapi Hyundai SmartSense.
Rem tangan
Kendati demikian rem tangan mobil ini masih manual, yakni sebuah tuas yang perlu ditekan dan naik-turunkan untuk beroperasi. Fitur rem tangan konvensional digunakan untuk seluruh lini produk Stargazer, hingga tipe termahal Prime sekalipun.
Padahal rem tangan elektronik memberikan kesan mewah dan kemudahan bagi pemilik mobil, terutama pengoperasiannya cukup menggunakan satu jari saja. Bahkan beberapa rivalnya, seperti Mitsubishi Xpander dan Toyota Veloz, sudah dilengkapi fitur ini.
Selain itu rem tangan elektrik juga bisa mendapatkan fitur auto hold. Fitur ini berfungsi untuk menahan mobil dalam kondisi stasioner di lampu merah, tanpa perlu mengganti posisi transmisi.
Penyesuaian
Bonar Pakpahan, Product Expert PT HMID menjelaskan bahwa pemilihan penggunaan rem tangan manual merupakan salah satu penyesuaian spesifikasi untuk mobil ini.
Pada dasarnya tidak adanya rem tangan elektronik memberikan jalan bagi Hyundai untuk menyematkan fitur-fitur lain yang dinilai lebih ideal dan wajib dimiliki. Dengan demikian mobil ini bisa memiliki fitur canggih seperti Hyundai SmartSense.
“HMID tentunya sudah melakukan riset pasar terkait konsumen seperti apa yang menggunakan mobil (LMPV). Sehingga mereka mencapai pada satu kesimpulan bahwa Hyundai Stargazer lebih cocok untuk menggunakan rem tangan konvensional,” jelas Bonar di sela-sela test drive Hyundai Stargazer, Rabu (31/8/2022).
“Dalam merancang suatu product pasti ada pilihan fitur-fitur mana yang akan kita pasang di mobil itu. Mungkin dari banyak fitur (yang tersedia) kita akan melakukan prioritas. Dari skala prioritas itu kita mengambil mungkin dari sisi rem tangan manual. Tapi kami lebih mementingkan contohnya Hyundai SmartSense. Kami rasa safety feature buat keluarga lebih penting di Stargazer,” tambah Makmur, Chief Operating Officer (COO) PT HMID di kesempatan yang sama.
Model ke Depan
HMID juga mengungkapkan bahwa mereka terbuka untuk berbagai masukan terkait Stargazer, mulai dari performa mobil hingga fitur-fitur apa yang diperlukan. Dengan demikian boleh jadi rem tangan elektronik disematkan untuk model selanjutnya.
“Pun demikian kami sudah menerima banyak masukan dari berbagai pihak dan itu akan menjadi catatan untuk kami Hyundai Motors Corporation untuk pengembangan produk kedepan,” beber Bonar.
Kami sangat terbuka untuk semua input yang diberikan baik dari konsumen dan teman-teman media. Jadi kita terus melakukan survey berkelanjutan, kita pingin tahu apakah kedepan fitur baru apalagi yang bisa disematkan,” tutup Makmur.
Bisa diisi Pertalite
HMID juga sempat menjelaskan bahwa Stargazer bisa diisi oleh BBM bersubsidi seperti Pertalite, meski mobil direkomendasikan untuk diisi dengan bahan bakar beroktan lebih dari 91.
Makmur memastikan bahwa pengisian bahan bakar lebih rendah, seperti Pertalite, tidak akan menghanguskan garansi mobil. Yang penting adalah bahan bakar tanpa timbal.
"Boleh tidak diisi Pertalite? Boleh. Kita tidak bisa melarang konsumen melarang konsumen pada saat dia memakainya. Warranty gugur? Tidak. Jadi clear tidak ada masalah, yang penting menggunakan bahan bakar tanpa timbal," ujar Makmur.
Namun demikian Hyundai tetap menyarankan untuk mengisi bahan bakar dengan oktan sesuai dengan rekomendasi pabrikan.