Sukses

Kencan Singkat Chery Tiggo 7 Pro dan 8 Pro Jakarta-Bandung, Rasakan Sensasi SUV Eropa

Otosia.com, Jakarta PT Chery Sales Indonesia mengajak awak media untuk menjajal langsung dua SUV mereka, Tiggo 7 Pro dan Tiggo 8 Pro, mulai 19 – 21 Oktober 2022. Rutenya hanya sebatas perjalanan Jakarta-Bandung pulang pergi.

Perjalanan lebih banyak dihabiskan di jalan tol, terutama Cipularang dan perkotaan Bandung yang padat dan macet. Bukan jalan berkelok-kelok dan perbukitan yang naik turun. Jarak Jakarta-Bandung kurang lebih 168 km.

Ini sebenarnya rute yang kurang memberi tantangan yang sesungguhnya bagi duo SUV asal Tiongkok ini. Tapi tak mengapalah. Toh kami lebih banyak mencari kenyamanan saat berkendara, ditambah menjajal teknologi unggulan di Chery Tiggo 7 Pro dan Tiggo 8 Pro. 

Video Terpopuler saat Ini
 

Keluar Masuk Pintu dan Bagasi

Pada hari pertama Chery memberikan kesempatan bagi para jurnalis untuk menguji teknologi mesin kedua kendaraan dan mencoba fitur-fitur unggulan lainnya, seperti 360 camera, Advanced Driver Assistance System (ADAS), dan Intelligent Voice Assistance sepanjang perjalanan dari Jakarta menuju Bandung.

Masuk keluar mobil-mobil ini juga unik. Selama kunci ada di kita, berada di bagian depan maka sistem akan membaca untuk membukakan kunci pintu. Adapun pintu-pintu akan terkunci lagi jika kita menjauh sekitar 5 meter.

Yang keren adalah bagasinya. Jika kita mendekat, lalu tunggu sesaat yang ditandai dengan lampu sein menyala, maka pintu bagasi akan terangkat otomatis. Kita bisa menutupnya pula dengan dukungan motorik dari mobil, cukup menekan sebuah tombol di sisi kiri atas.

 

Tes Tarikan

Sebelum gas pol, kami cermati bagian dalam. Nuansa kemewahan dihadirkan di area kabin, khususnya Tiggo 8 Pro. Interiornya sudah two tone dan bernuansa Eropa, hitam dan cokelat muda, dashboard serta area pintu soft touch.

Masih Tiggo 8 Pro, kursi bisa disetel sesuai posisi tubuh yang diinginkan, dan pada headrest ada tambahan bantalan yang bisa ditekuk agar kepala penumpang tidak bergeser ke kanan dan ke kiri.

Sebaliknya, meski dashboard dan sisi dalam pintu soft touch, bagian ini dihadirkan nuansa serba hitam. Namun kursi belakang tidak adjustable layaknya pada Tiggo 8 Pro. Tapi tetap saja, kesan mewah tetap terasa saat berada di dalam.

Nah saatnya menjajal tarikannya. Sebagai pembuka, awak media menjajal akselerasi dan kecepatan kedua SUV ini di trek lurus Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat. Trek lurus sirkuit Sentul kurang lebih sepanjang 900 meter. Namun kami hanya menekan pedal gas dalam-dalam alias langsung gaspol.

Di trek lurus sepanjang kurang lebih 400 meter, untuk Tiggo 7 Pro rata-rata melesat hingga 125/130 km per jam, dan Tiggo 8 Pro sanggup berlari 150 km/jam dalam trek pendek tersebut. Dorongan turbonya benar-benar menjambak, tak kalah dengan SUV Jepang atau Eropa.

Tenaga, Handling dan Power Steering Elektronik

Tiggo 7 Pro sendiri dibekali mesin 1.500 cc turbo sementara Tiggo 8 Pro 2.000 cc turbo. Mesin 2.000 cc turbo sendiri memang belum ada saingan di Tanah Air. Terlebih lagi dengan daya kuda memadai, dua mobil ini dibuat dengan torsi yang besar.

Jika Tiggo 7 Pro berdaya maksimal 155 HP pada 5.500 rpm, torsinya 230 Nm pada 4000 rpm. Nah, Tiggo 8 Pro berdaya 250 HP pada 5.500 rpm, dengan torsi 390 Nm pada 4.000 rpm. Ini torsi-torsi yang besar sekali. Tidak hanya secara spesifikasi, tetapi juga "menjambak" ketika baru bejek pedal di awal.

Bagaimana soal handling? Dengan kursi baris depan yang bisa disetel naik-turun dan maju-mundur secara elektronik serta desain punggung memeluk plus pengaturan setir tilt dan telekopik, posisi sudah didukung untuk mencapai kenyamanan di level tertentu.

Yang menarik adalah setirnya. Mobil ini memang sudah didukung power steering elektronik yang akan memberikan rasa ringan saat kecepatan rendah (kisaran di bawah 40 km/jam). Namun ketika melesat, setirnya menjadi berat.

Duo SUV ini punya mode berkendara, yakni Sport dan Eco. Saat di mode Sport, pijakan pedal gas jadi responsif. Namun kembali ke setir, ada catatan bahwa secara sensorik, dia akan lekas mengembalikan posisi ke sentral ketika berbelok.

Sunroof, Perintah Suara, hingga Cool Box

Bagaimana sisi kenyamanan dan keamanannya? Selain posisi duduk baris depan yang sudah bisa diatur secara elektronik, kedua SUV menawarkan kokpit yang modern dengan banyak area lembut karena sudah dibalut kulit.

Layar sentuh 10 inci di area tengah bisa dihubungkan ke smartphone dan keluaran audio didukung oleh Sony. Selanjutnya kita bisa perintah suara, dan lebih kurang mirip dengan kompetitornya dari negara yang sama, tetapi di sini dengan perintah "Hello Chery".

"Helo Chery, open sunroof", maka kita bisa menikmati sisi mewah atap terbuka dari duo Tiggo. Selain itu, jika mau minuman dingin, kita bisa menempatkan minuman kaleng atau lainnya di konsol yang ada di baris depan.

Saat konsol dibuka, di dalamnya ada ruang cukup dalam, termasuk untuk menyimpan minuman. Di dalamnya akan terasa embusan AC yang kadarnya bisa diatur melalui sebuah kenop bundar. Jadi minuman bisa tetap dingin.

Di bawah area depan juga terdapat wadah untuk menaruh smartphone. Menariknya, wadah ini sekaligus charger wireless alias charging nirkabel. Jadi bukan cuma punya tempat, baterai smartphone pun ikut terisi.

Bicara keamanan, satu yang unik juga adalah sensori blind spot. Selain di spion, penumpang yang keluar dari pintu tengah diberi lampu di dekat handel buka-tutup pintu. Jika menyala, berarti ada kendaraan di samping sehingga kita bisa terhindar dari kecelakaan akibat buka pintu tanpa tahu kondisi sekitar.

Satu lagi yang menarik dan membuat kami terkejut adalah pemberitahuan dalam bahasa Inggris yang tiba-tiba muncul kurang lebih 5 detik di panel instrumen. Kalau di Bahasa Indonesia-kan, notifikasi tulisan yang keluar kurang lebih berbunyi: “Anda sudah mengemudi lebih dari sejam, silahkan minum kopi”. Artinya SUV ini mengingatkan pemgemudi untuk rileks sejenak menikmati secangkir kopi karena telah berkendara cukup lama.

Oh ya, ada peringatan otomatis jika tangan harus tetap memegang kemudi jika Lane Departure Warning aktif. 

Tes Kamera 360

Tantangan berikutnya adalah menguji tingkat presisi 360 HD Panoramic Camera dalam situasi kaca mobil ditutup seluruhnya. Dalam kondisi gelap, fitur ini mampu melewati tantangan buatan dari police line dan cone serta boneka udara, untuk memaju mundurkan kendaraan serta berbelok, hingga berhenti.

Saat kaca mobil seleruhnya tertutup pantauan di layar sentuh sanggup mendeteksi obyek sekitar dan memberi peringatan jika mobil terlalu dekat dengan obyek sekitarnya, sehingga kami dapat dengan presisi mengarahkan mobil tanpa menabrak atau menyentuh obyek padat di sekitarnya.

Tes ini sendiri dilakukan di area sirkuit Sentul. Mayoritas media yang mengetes sukses melewati tanpa membentur rintangan di sekitarnya.

Kamera 360-nya cukup jelas, dan kita bisa mengatur sudut pandang dari layar sentuh 10 inci di tengah. Dengan begitu, kita jadi mudah memantau kondisi sekitar.

Kesimpulannya, Chery terlihat tidak mau tanggung-tanggung untuk kembali ke Indonesia. Menyasar konsumen yang notabene semakin pintar untuk memiliki produk premium dalam wujud sebuah SUV kompak, yang dihadirkan bukan cuma pembaruan fitur demi fitur tetapi juga sisi sporti sebuah SUV medium.

Catatan lainnya, selain kabin cukup senyap, nampaknya suspensi dan handling duo SUV Chery ini lebih mengedepankan kenyamanan berkendara, ketimbang harus ugal-ugalan. Suspensinya dapat mereduksi guncangan dan getaran yang sangat baik.  Berkat suspensi multi-link di bagian belakang, bantingan SUV ini terasa lembut. Nyaman memang.

Di bawah bendera yang menaungi Jaguar Land Rover, mungkin ini adalah wujud SUV menengah mereka, yang terasa secanggih kendaraan Eropa dengan kearifan Asia.

 
Loading