Sukses

Warga Kupang Serbu Operasi Pasar Minyak Tanah, Ada yang Nekat Naik ke Truk Tangki

Otosia.com, Jakarta Demi memenuhi kebutuhan warga, Pemkot Kupang menggelar operasi pasar minyak tanah pada Sabtu (26/11) kemarin. Hal ini dilakukan karena sudah sepekan terakhir terjadi kelangkaan minyak tanah.

Kendati digelar di tempat berbeda, nyatanya operasi pasar ini diserbu warga. Salah satu yang terlihat di alun-alun Kota Kupang. Warga membludak sejak pagi, sambil membawa jeriken mereka masing-masing.

Agar tertib dan merata dalam pembagian, operasi pasar dipindahkan ke dalam markas Polsek Kelapa Lima. Warga pun mengejar mobil tanki pengangkut minyak tanah, bahkan ada yang sampai naik ke atas truk.

Salah satu warga Kecamatan Kelapa Lima bernama Haja Hasri mengaku mangantre sejak pukul delapan pagi untuk mendapatkan minyak tanah. Informasi pasar ini diketahuinya melalui pesan berantai di grup WhatsApp.

"Saya dapat informasi ini dari grup WhatsApp sejak tadi malam, sehingga saya datang antri pagi-pagi. Minyak tanah langka, kita mau masak susah skali," ujar dia.

Video Populer yang Kamu Cari

Operasi Pasar Dikawal Ketat Polisi

Kapolresta Kupang Kota, Rishian Krisna Budhiaswanto menjelaskan, awalnya operasi pasar hendak digelar di alun-alun Kota Kupang, namun demi keamanan dan kenyamanan pihaknya memindahkan ke dalam halaman mapolsek.

"Setelah kami koordinasi dengan penyelenggara, kami putuskan gelar di dalam polsek biar bisa aman, nyaman dan tertib," ujar Rishian.

Dia menambahkan, saat memantau di beberapa lokasi operasi pasar terlihat aman dan tertib walaupun warga membludak, untuk mendapatkan minyak tanah.

"Warga yang datang dibatasi hanya membawa pulang dua jeriken, dan harus wajib membawa serta mengumpulkan KTP asli, jika tidak maka tidak akan dilayani," tutup Krisna.

Diketahui bahwa ada dua truk tangki yang membawa 200 liter minyak tanah untuk melayani warga Kemacatan Kelapa Lima. Sementara itu, penahanan KTP warga diperlukan untuk mencegah pendobelan penerima minyak tanah.

Penulis: Ananias Petrus

Sumber: Merdeka.com

Loading