Sukses

Nostalgia! Ini Deretan Iklan Jadul Toyota Kijang dari Generasi Pertama hingga Teranyar

Otosia.com, Jakarta Toyota Kijang tentu sudah tak asing di benak masyarakat Indonesia. Ini merupakan mobil legendaris yang sudah eksis selama puluhan tahun.

Menurut PT Toyota-Astra Motor (TAM), sejak dipasarkan Juni 1977, Kijang (generasi ke-1) hingga Kijang Innova (generasi ke-5) terjual lebih 2 juta unit.

Pada November tahun lalu, Kijang generasi ke-7 dirilis dengan nama baru: Toyota Kijang Innova Zenix. Tambahan nama Zenix menandai varian baru hybrid di mobil keluarga andalan Toyota Indonesia ini.

Popularitas Kijang tetap tinggi hingga hari ini. Terbukti pada tahun lalu, Kijang Innova termasuk Innova Zenix, menjadi mobil terlaris kedua di Toyota Indonesia. Volumenya 46.933 unit, belum termasuk volume ekspornya.

Keberhasilan Kijang dari Gen 1 hingga Gen 7 di republik ini tak lepas dari strategi pemasaran apik dari Toyota Indonesia.

Untuk itu, Merdeka.com mencoba mengumpulkan materi komunikasi visual Toyota Kijang sejak generasi pertama, sebagai mobil Basic Utility Vehicle (BUV). Foto-foto berasal dari akun Instagram @rayuaniklan. Selamat membaca!

Video Populer yang Kamu Cari

Generasi ke-1

Kijang generasi pertama ini dirilis Juni 1977. Berkonsep basic utility vehicle (BUV) untuk mengikuti kebijakan pemerintah Presiden Soeharto yang ingin Indonesia merakit mobil sendiri. Tidak lagi impor mobil CBU.

Karena tahun itu Soeharto gencar membangun, maka dibuatlah konsep mobil BUV, disebut kendaraan serbaguna sederhana.

Kijang Gen 1 ini juga dikenal dengan nama "Kijang Buaya", karena kap mesinnya bila diangkat seperti mulut reptil buaya yang terbuka. Generasi 1 pertama ini hanya bertahan sampai 1981.

Iklan Kijang Buaya ini menarik perhatian Darfi Rizkavirwan, pengajar Desain Komunikasi Visual Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Dia meriset dan meneliti soal ini sejak lama.

Menurut Darfi, dari banyaknya iklan Toyota Kijang, iklan Kijang Buaya dengan bintang iklan grup musik Koes Plus lah yang mungkin paling menarik. Sebab agak bertolak belakang dengan konsepnya sebagai kendaraan niaga untuk kebutuhan pengangkutan barang/logistik atau komuter. Dengan memakai Koes Plus secara tidak langsung Toyota Indonesia ingin menyampaikan beberapa pesan, yaitu memperkuat 'awareness' mobil kijang sebagai mobil terbaik di kelasnya dibanding kompetitor.

Meningkatkan pengaruh yakni Kijang adalah pilihan atau rekomendasi artis top Indonesia saat itu, membangun brand image lebih baik dan tentu mendapatkan dukungan publik terutama para penggemar Koes Plus.

"Jika dicermati lagi, secara tampilan visual terlihat pendekatan persuasi secara emosional dengan menampilkan atraksi Koes Plus memegang alat musik di Kijang yang menyiratkan keseruan dan kebahagiaan layaknya alunan melodi lagu Koes Plus yang enerjik," ujar Darfi pada Merdeka.com, Selasa (31/1).

Menariknya, lanjut Darfi, untuk mencapai objektivitas dan benefit, pendekatan rasional juga digunakan dalam iklan ini sebagai pendamping Koes Plus. Yakni berupa informasi unique selling proposition Kijang Doyok dibanding kompetitor disertai gambar dan grafis visual. Plus warna pelangi yang pada masa itu, era 1970-an, ada pengaruh budaya pop dan 'hippies'. Alhasil iklan ini berkesan lebih pop dan cair dengan para audiens iklannya.

Generasi ke-2

Toyota Kijang generasi kedua memiliki masa produksi 1981-1985. Juga punya nama populer, yakni "Kijang Doyok".

Kijang Doyok masih sangat berkesan mobil niaga sederhana. Yang menariknya, meski diciptakan sebagai mobil niaga, faktanya di lapangan, Kijang Doyok banyak diubah menjadi mobil penumpang.

Peran industri karoseri saat itu sangat penting untuk mewujudkan konsumen yang menginginkan Kijang Doyok versi mobil penumpang.

Generasi ke-3

Iklan mungkin paling berkesan buat Darfi adalah kemunculan perdana Kijang Generasi ke-3, populer dengan nama Kijang Super.

Dari tampilan dan komunikasi iklan, jelas bahwa targat pasar Kijang Super sudah berubah dari pemilik usaha menjadi segmen keluarga kecil Indonesia.

Tidak hanya secara segmen, fungsi dan peran utama mobil Kijang juga bergeser, kendaraan niaga menjadi kendaraan komersial keluarga. Ini dilihat dari visual iklannya. Tampak keluarga dua anak, perwujudan konteks program pemerintah saat itu, yaitu Program Keluarga Berencana, yang disajikan penuh dengan “excitement” dan kegembiraan.

"Iklan ini cukup berhasil meyakinkan masyarakat bahwa ini adalah mobil terbaik untuk keluarga Indonesia dan sangat terkait dengan gambaran kondisi ideal keluarga Indonesia masa itu yang mana kelas menengah baru tumbuh.

Generasi ke-4

Dikenal dengan nama beken Kijang Kapsul, karena bodinya cenderung membulat di sudut-sudutnya. Meningalkan kesan kotak di generasi awal Kijang.

Kijang Kapsul lahir pada 1997, jelang krisis moneter yang melanda benua Asia termasuk Indonesia pada awal 1998. Tak heran generasi ini tidak berumur panjang, hanya sampai 2004.

Generasi ke-5

Di generasi kelima inilah nama Kijang bertambah menjadi Kijang Innova.

Ini untuk menandai masuknya mobil legendaris Indonesia ini menjadi model global Toyota. Sehingga perlu ditambah kata "Innova" supaya dapat diterima di pasar ekspor.

Generasi ke-6

Generasi ke-6 dari Toyota Kijang Innova lahir pada 2015. Mobil ini mendapatkan upgrade di sana-sini. Tak hanya sekadar mobil keluarga biasa, melainkan MPV modern bercita rasa dunia.

Penulis: Syakur Usman

Sumber: Merdeka.com

Loading