Sukses

Menang Banyak Test Drive Wuling Alvez Malang-Solo, Crossover Murah yang Ternyata Serba Mewah

Otosia.com, Jakarta Wuling Motors (Wuling) Senin lalu (22/5/2023) memulai rangkaian keiatan All at Once Driving Experience melintasi Kota Malang, Jawa Timur sampai Kota Solo, Jawa Tengah.

“All at Once Driving Experience kali ini merupakan kesempatan bagi rekan media untuk mencoba berkendara jarak jauh bersama Alvez di rute pegunungan yang tentunya memiliki tantangan tersendiri. Didukung dengan fitur inovatif dan desain stylish yang dimiliki oleh Alvez, kami berharap rekan-rekan media bisa merasakan pengalaman berkendara modern bersama Wuling Alvez, Style and Innovation in One SUV,” jelas Dian Asmahani selaku Brand & Marketing Director Wuling Motors.

Otosia kali ini berkesempatan menjajal sendiri Wuling Alvez tipe tertinggi EX dengan fitur paling komplet. Kami menempuh perjalanan dari Bandara Abdul Rachman Saleh, Kota Malang menuju Kota Batu dan lanjut melewati Kota Kediri.

Kemudian rombongan menikmati jalanan ke arah Madiun lewat gerbang tol Madiun untuk sampai ke Kota Solo.

Ternyata hasilnya banyak yang di luar ekspektasi. Harga under Rp300 juta seperti terlalu murah untuk segudang keunggulann yang ditawarkan.

Bahkan percobaan kami menghasilkan kesimpulan tidak terduga. Alvez terlampaui irit! Simak berikut penjelasannya.

Video Terpopuler saat Ini

Impresi Pertama

Kesan pertama melihat sosok Wuling Alvez ialah mewah. Apalagi kalau sudah masuk ke jeroan kabinnya, bawaannya persis mobil mahal. Intinya sih, ia pantas disebut mobil kekinian yang mengendepankan visual dan fungsionalitas fiturnya nan beragam.

Lampu depannya proyektor, grille futuristik dengan logo silver sayap khas Wuling. Bagian belakang ganteng, dengan lampu stop memanjang bersambung antara bodi dan pintu bagasi. Lanjut ke dimensi, karakter tubuhnya bisa dibilang melegakan. Soalnya dengan size 4,350 mm x 1.750 mm x 1.610 mm, Alvez lebih panjang ketimbang misalnya Hyundai Creta yang punya 4.315 mm, atau Honda HR-V yang 4.330 mm.

Akomodasi barang jadi lebih lega, dan baris kedua terasa nyaman tanpa harus dempet-dempetan. Memang paling pas tempat duduk belakang buat dua orang, atau masih bisa satu orang lagi dengan bodi kecil.

Kami menjajalnya dengan empat orang dewasa. Atmosfer di dalamnya sungguh enak. Berikut kami tuliskan poin-poin lainnya yang menandakan mengapa crossover ini istimewa.

Kualitas Jok

Beda dari biasanya kualitas jok Wuling Alvez terasa empuk dengan lapisan berbahan dasar kulit yang enak banget. Warnanya gelap, jadi terkesan mewah. Lebih seperti menyesuaiikan ornamen-ornamen interior yang banyak soft-touch.

Selain karena AC yang adem, jok Alvez pun rasanya anyep. Buktinya punggung tidak mudah berkeringat, apalagi terasa panas. Kemudian settingan posisi duduk sopir terbilang cukup ergonomis; meski hanya tersedia tilt steering, untuk orang dengan tinggi sekitar 165 cm. Dari sudut pandang ini visibilitas cukup luas meski dengan pilar A agak lebar.

Fitur Informatif

Wuling memasang head unit yang serba bisa. Dengan Wuling Voice Command, semua fitur bisa dikendalikan tanpa sentuhan. Enaknya konektivitas dengan smartphone terbilang gampang via Bluetooth. Lalu, navigasinya juga efektif dan presisi. Enggak kalah kalau dibandingkan dengan Google Maps.

Terutama urusan output suara. Alunannya lembut, enggak cempreng dengan empat speaker surrounding. Paling canggih lagi klo bicara soal car information meter. Semua jarum-jarum analog menghilang, ganti dengan angka-angka digital plus visualisasi full color. Kelihatannya jauh lebih futuristik!

Sunroof Elektrik

Wuling Alvez tidak bisa dibandingkan dengan SUV lain dengan penutup sunroof yang masih bongkar-pasang manual. Apalagi sampai kacanya tidak bisa terbuka. Malah kaca sunroof Alvez bisa dibuka dengan hanya pakai perintah suara. Meski tidak seluas kepunyaan Almaz, nyatanya sunroof Alvez masih cukup melegakan. Enaknya fitur ini bisa dipakai kala cahaya matahari tidak terlalu menyengat, atau saat melewati nuansa hutan dan pegunungan yang fresh.

Peredaman Kabin

Mobil ini bisa dibilang jagoan! Bahan-bahan bodi Alvez terasa kokoh dan tebal. Digetok-getok pun suaranya kedap, terasa tidak ringkih. Sampai-sampai merasakan geronjal aspa tidak terdengar suara ngik-ngik gesekan, atau bodi-bodi kendur. Bahkan noise di dalam kabin tereduksi kuat sekali. Lalu lalang bus-truk atau kendaraan di sekitar mobil hanya terdengar sayup-sayup. Makanya music rasanya enak sekali di telinga. Kemudian kolong tidak terdengar suara aspal berisik. Bahkan jedag-jedug dari luar pun tidak sampai terlalu kuat masuk kabin.

Suspensi Aduhai

Crossover ini memakai suspensi jenis McPherson Sturt untuk kaki-kaki depan. Nah yang belakang memanfaatkan Torsion Beam. Entah apa yang Wuling lakukan, kombinasi shock absorber itu rupanya mampu menjaga stabilitas mobil sangat baik.

Sepanjang jalur Kota Batu, melewati Pujon, Ngantang, sampai Pare, Kediri, banyak jalanan tidak rata, bergelombang dan tambalan tinggi. Kemudian di beberapa lokasi bahkan memaksa mobil sampai turun aspal dan melibas kontur tanah berbatu.

Tidak jarang pedal gas masih harus dibejek untuk mempertahankan speed, meski tahu jalanan tidak kondusif. Anehnya, Alvez tetap anteng. Bahkan glodak-glodak pun minim.

Penumpang di baris kedua sampai tak bergeming karena memang impact-nya tidak terlalu terasa. Tak ada limbung sampai bodi mengayun yang biasanya bikin mabuk perjalanan. Sakti sih ini!

Safety Bisa Diandalkan

Kesempatan ini kami manfaatkan untuk mencoba seberapa jauh Adaptive Cruise Control bekerja. Kebetulan Alvez tipe tertinggi ini punya fitur ADAS yang komplet. Memang bisa dirasakan intervensi pengeram terasa ketika mobil sudah pada jarak tertentu. Ini juga turut dibantu oleh fitur Safe Distance Warning. Ketika dalam kondisi tidak siap, memang ada sensasi yang mengagetkan. Karena ekspektasi awal untuk mengerem dengan jarak sesuai angan-angan, dipatahkan oleh sistem mobil. Tapi bila sering dikendarai, apalagi pada posisi santai pasti akan terbiasa.

Hill Hold Control (HHC) berfungsi sangat baik. Ketika berada di tanjakan yang stop and go, tidak ada rasa khawatir mobil akan mundur. Posisi gigi berpengaruh, antara di D atau S. Kalau mau lebih responsif, posisi S lebih ngangkat dan enak bila jarak dengan mobil depan agak jauh. Sedangkan gigi D terasa sedikit delay, yang cocok bila sedang nyetir santai.

Sampai di Caruban, sistem Antilock Braking System (ABS) dan Electronic Brakeforce Distribution (EBD) yang diinisiasi oleh Automatic Emergency Braking (AEB) bekerja membantu menyelamatkan penumpang dan pengendara lain. Gara-garanya, ada pengendara ibu-ibu yang sekonyong-konyong memotong laju barisan mobil test drive. Ia langsung potong ke kanan tanpa melihat belakang.

Walhasil beberapa mobil tancap rem cukup dalam, termasuk dengan mobil kami. Mobil rupanya sudah memprediksi potensi kecelakaan dengan menempatkan safe distance. Ketika kecepatan terlalu tinggi, sedang jarak cukup dekat dengan objek di depan, intervensi pengereman berlaku di sini. Meski sopir tidak menginjak pedal cukup dalam, sistem akan mengambil alih. ABS kemudian bekerja menjaga mobil tidak sampai ngepot. Dari dalam terdengar cukup keras semua sistem bekerja instan membantu meminimalisir kecelakaan.

Iritnya Bukan Maen!

Perjalanan dari Kota Malang hingga Solo berlangsung sekira 10 jam. Selama itu juga, tim tidak ada yang menahan diri, sering gas pol, libas tikungan tajam, stop and go serta hajar jalanan rusak.

Kami tidak sempat menguji dengan metode full to full. Namun, bekal pengukuran keiritan kami patokkan pada keterangan MID Alvez.

Berdasarkan data tersebut, sejauh langkah dari Kota Malang sampai Kota lewat Pujon, Ngantang, Kasembon sampai Kediri dengan kecepatan rata-rata 50 km/jam, MID menunjukkan 18 km/liter. Sangat irit! Padahal rute itu banyak kelokan tajam, dan naik-turun pegunungan.

Lanjut dari Kota Kediri ke Madiun, jalanan didominasi perkotaan yang padat. Lalu lintas di Nganjuk utamanya merayap, banyak kendaraan keluar setelah jam pulang kerja dan truk-bus besar turun ke jalan. Seringkali mobil harus berhenti dan gas pol lagi menyalip kendaraan-kendaraan jumbo itu.

Akhirnya, konsumsi BBM (bahan bakar minyak) turun drastis sampai 12 km/liter.

Ketika traffic kembali ke rute agak lengang, mulai Madiun-Solo dengan rute campuran lewat Tol, konsumsi BBM balik lagi naik menjadi 16 km/liter. Artinya, angka tersebut merupakan rata-rata yang kami dapatkan ketika menjajalnya dengan berbagai siksaan seperti di atas.

Pun tangki bensin berkapasitas 45 liter yang mulanya terisi penuh, hanya turun dua bar ketika berhenti di Solo.

Tarikan Mesin

Karakter tenaga Alvez akan muncul pada putaran mesin tengah-atas. Agar hentakannya lebih menjambak, kami selalu memakai gigi S yang cukup powerful dari sisi torsi.

Tarikan awal terisi lebih cepat sehingga perjalanan lebih responsif. Setidaknya lebih sat-set sat-set untuk menyalip kendaraan lain di depan.

Kami menyimpulkan tenaga Alvez masih bisa dibilang enak utamanya perkotaan dengan kondisi penumpang terisi penuh. Saat itu AC juga tidak pernah dimatikan, karena situasi di luar yang panas.

Harganya Paling Murah di Kelasnya

Wuling menempatkan Alvez di jajaran compact crossover yang namanya telah nyaring sejak lama, sebut saja Hyundai Creta dan Honda HR-V di kelas itu.

Kalau mejeng head-to-head dengan Hyundai Creta, Alvez EX sebagai varian tertinggi punya harga beda tipis dengan Creta Active MT 6-speed dengan banderolan Rp291,3 juta. Berarti, beli Creta tipe terendah sebenarnya bisa dapat Alvez tipe tertinggi.

Sedangkan di zona HR-V malah terlalu jauh lagi. Tipe terbawah HR-V S CVT dipatok Rp375,9 juta. Kelewat jauh ketimbang HR-V tipe tertinggi yang tidak sampai Rp300 juta.

Kesimpulan

Berdasarkan pengujian kami, Alvez sangat memuaskan! Overall tidak ada kendala berarti atau pun fitur yang kurang menyenangkan, bahkan malfungsi. Suasana dalam kabin nyaman, tanpa berisik bodi berdecit dan rasanya seperti mobil premium.

Tenaga terbilang cukup mumpuni. Apabila ingin lebih responsif, gigi S bisa diandalkan melibas berbagai kondisi jalan. Pun di jalan tol kolong masih terdengar adem, bahkan melewati sambungan aspal guncangannya teredam dengan baik.

Terakhir paling mengesankan soal efisiensi konsumsi bahan bakar. Irit sekali! Kami sungguh tidak menyangka Alvez mampu seimpresif ini meski disiksa dengan berbagai kondisi jalan.

Good job, Wuling!

Loading