Perhatikan jarak ke mobil depan untuk menghindari tabrak beruntun jika terjadi pengereman mendadak. Hitung jarak minimal 3 detik dengan mobil depan. Caranya dengan menempatkan patokan seperti tiang penunjuk kilometer tol, ketika mobil depan berada di sebelah tiang tersebut langsung hitung apakah mobil kita sampai ke tiang itu dalam waktu lebih dari tiga detik, jika kurang maka harus menambah jarak. Cara lain adalah dengan melihat ban belakang mobil depan. Jika ban mobil di depan kita masih terlihat, tandanya masih memiliki cukup ruang untuk manuver mendadak bila terjadi sesuatu. Selain itu, untuk di tol bisa menjaga jarak kira-kira 70-100 meter dengan mobil depan. (Source: nissan.co.id)

Selalu gunakan lampu sein atau lampu tanda belok ketika hendak berpindah lajur, belok, serta menyalip kendaraan dimana pun dan kapan pun, termasuk ketika di jalan sepi. Sebab, pengendara lain akan mengetahui kemana mobil kita akan bergerak yang membuat lebih aman. Penggunaan lampu hazard pun harus tepat. Lampu hazard harus digunakan ketika berhenti di bahu jalan, ada pejalan kaki yang menyeberang jalan, dan saat mundur. Jangan gunakan hazard saat hujan deras (cukup nyalakan lampu besar) atau saat berjalan lurus di persimpangan, karena itu adalah sikap yang salah. (Source: bellinghamherald.com)

Berisitrahat secara berkala bisa menjadi lebih efektif ketika sedang menempuh perjalanan jauh. Melakukan istirahat setidaknya dua hingga tiga jam sekali. Tidak perlu lama, cukup dengan melakukan peregangan di luar mobil, minum, ke toilet jika perlu, serta mencuci muka agar lebih segar. Dengan begitu, perjalanan akan terasa lebih santai dan menjaga kondisi pengemudi tetap prima. (Source: liputan6.com)

Hindari berkendara di jam rawan ngantuk. Rasa kantuk merupakan musuh utama para pengemudi. Biasanya, jam-jam rawan ngantuk adalah pada pukul 21.00 sampai 00.00. Perkirakan waktu berangkat agar tidak bertemu waktu tersebut. Jika ingin berkendara malam, pilih saja waktu dini hari antara jam 01.00 sampai 03.00 pagi. Dengan begitu, pengemudi bisa tidur terlebih dahulu dan memulai perjalanan dengan kondisi lebih segar. Apabila mengantuk, lekas cari rest area dan lakukan power nap. (Source: pinterest.com)

Jangan menjadi lane hogger. Lane hogger atau penghambat lajur adalah mobil yang berjalana di bawah kecepatan minimum atau dengan kecepatan tidak sesuai lajurnya. Contohnya sebuah mobil berjalan 70 km/h di lajur cepat pada ruas jalan dengan kecepatan maksimum 100 km/h, otomatis mobil tersebut akan menghambat lajur cepat tersebut dan menghalangi kendaraan yang berkecepatan 100 km/h. Lebih aman dengan berjalan sesuai speed limit dan berada di lajur kiri atau tengah serta gunakan lajur kanan hanya untuk mendahului. (Source: driving.co.uk)

Jangan menjadi tailgater. Tailgater artinya mobil yang membuntuti mobil di depannya dengan jarak dekat. Tail gater dan lane hogger sama-sama berpotensi bahaya, terutama jika terjadi pengereman mendadak akan sangat rentan menyebabkan tabrakan beruntun. Selain tailgater berbahaya, sikap berkendara ini juga mengganggu pengendara di depannya. Ketika hendak berjalan lebih cepat, jangan menempel dan memberikan lampu dim ke mobil depan, cukup pindah ke lajur lain dengan santai serta gunakan lampu sein. (Source: carfromjapan.com)