Otosia.com, Jakarta Upgrade atau downgrade pemakaian busi sebenarnya lumrah saja dilakukan. Akan tetapi, sebagai pengguna kendaraan, ada beberapa masalah yang mungkin menghampiri bila melakukan perubahan yang semestinya tidak terjadi.
Diko Oktaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia mewanti-wanti bila upgrade itu bagus bagi kendaraan. Tapi kalau downgrade busi, itu lain cerita.
Baca Juga
Persoalan paling gamblang pasti soal spesifikasi busi. Kendaraan model-model terbaru sudah memakai tipe NGK Laser Iridium karena memang mengejar standar atau regulasi EURO 4. Sedangkan kalau turun kasta ke level nikel, risikonya malah lebih besar.
Video Populer yang Kamu Cari
powered by
Busi Nikel Tidak Memenuhi Standar
"Kalau originalnya dia nikel, mau diupgrade seluas-luasnya monggo. Tapi kalau originalnya Laser Iridium, terus turun sampai nikel, itu dilarang. Karena setingan mesin didasarkan pada EURO. Ketika balik ke nikel, itu busi belum EURO. Nah, mobil-mobil sekarang sudah EURO 4,” terang Diko.
Ia kemudian mencontohkan semua mesin tipe NR kepunyaan Toyota, yang dipakai oleh model-model terbaru mereka, sudah memakai tipe busi Laser. Bila harus turun ke nikel, tentunya sangat disayangkan.
"Contohnya sekarang di Toyota NR Engine udah pakai Laser. Sebenarya ini sudah dilakuin di Eropa puluhan tahun yang lalu. Kita baru mulai transisi. Jadi agak kaget," contoh Diko.
Perbedaan Busi Nikel dan Laser Iridium
Selain permasalahan EURO, Laser Iridium jelas memiliki kapabilitas lebih mumpuni dari nikel, terutama dari sisi masa pakai.
"Kilometer bisa, 6.000 sampai 10.000 kilometer buat motor. 20.000 sampai 40.000 itu buat mobil. Tapi itu buat nikel ya. Kalau buat yang logam mulia, itu 100.000 kilometer untuk mobil, 40.000 - 50.000 kilometer buat motor,” Diko menerangkan.
Dari sisi material dasarnya saja, Laser Iridium telah diracik dari logam mulai platinum pada elektroda massa dan iridium sebagai elektroda sentral atau yang jamak disebut DFE (Double Fine Electrode). Sudah dipastikan Laser Iridium jauh lebih unggul!
Bahan platinum memiliki temperatur oksidasi lebih tinggi ketimbang iridium. Saat terjadi loncatan api dengan voltasi tinggi dari elektroda sentral ke elektroda massa, maka platinum tidak mudah terkosidasi sehingga bikin umur busi lebih awet.
Lebih lanjut, busi iridium umumnya dirancang dengan elektroda lebih kecil untuk meredam efek quencing atau api cepat padam ketika proses pengapian. Dengan begitu pengapian berlangsung lebih optimal.